20/6/15
anak-anak Sudan (AFP)
Juba, - Mengerikan! Perang saudara terus melanda Sudan Selatan.
Pihak-pihak bertikai di negeri itu telah melakukan kejahatan mengerikan
terhadap kanak-kanak, termasuk pemerkosaan. Bahkan anak-anak juga diikat
lalu dikelar lehernya.
Demikian disampaikan ketua badan anak PBB, Unicef, Anthony Lake seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/6/2015).
"Orang-orang yang selamat melaporkan bahawa kanak-kanak lelaki dikembiri dan dibiarkan mati kehabisan darah... anak-anak perempuan, yang termuda berumur delapan tahun, telah diperkosa secara bergiliran dan dibunuh," demikian disampaikan Lake dalam statemennya.
"Anak-anak telah diikat bersama sebelum penyerang mereka menggorok leher mereka... yang lainnya telah dilemparkan ke bangunan yang terbakar," ujar Lake.
Puluhan ribu orang diyakini telah meninggal selama konflik di Sudan Selatan yang telah berlangsung 18 bulan. Namun angka pasti jumlah korban tak pernah ada. Pada Mei lalu, setidaknya 129 anak meninggal di negara bagian Unity, yang menjadi ajang beberapa pertempuran paling ganas dalam perang saudara tersebut.
Perang saudara pecah pada Disember 2013 ketika Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya Riek Machar merancangkan rampasan kuasa. Sejak itu aksi-aksi pembunuhan berbalasan terjadi dan memecah-belah negara yang dilanda kemiskinan itu.
"Kekerasan terhadap anak-anak di Sudan Selatan telah mencapai level baru kebrutalan," cetus Lake. Ribuan anak juga telah diculik untuk dipaksa ikut bertempur.
"Anak-anak juga secara agresif direkrut masuk ke kelompok-kelompok bersenjata kedua pihak dengan skala yang mengkhawatirkan -- diperkirakan 13,000 anak dipaksa ikut dalam konflik," ujar Lake.
"Atas nama kemanusiaan dan kesusilaan umum, kekerasan terhadap kaum tak bersalah ini harus dihentikan," tegasnya.
Demikian disampaikan ketua badan anak PBB, Unicef, Anthony Lake seperti dilansir kantor berita AFP, Sabtu (20/6/2015).
"Orang-orang yang selamat melaporkan bahawa kanak-kanak lelaki dikembiri dan dibiarkan mati kehabisan darah... anak-anak perempuan, yang termuda berumur delapan tahun, telah diperkosa secara bergiliran dan dibunuh," demikian disampaikan Lake dalam statemennya.
"Anak-anak telah diikat bersama sebelum penyerang mereka menggorok leher mereka... yang lainnya telah dilemparkan ke bangunan yang terbakar," ujar Lake.
Puluhan ribu orang diyakini telah meninggal selama konflik di Sudan Selatan yang telah berlangsung 18 bulan. Namun angka pasti jumlah korban tak pernah ada. Pada Mei lalu, setidaknya 129 anak meninggal di negara bagian Unity, yang menjadi ajang beberapa pertempuran paling ganas dalam perang saudara tersebut.
Perang saudara pecah pada Disember 2013 ketika Presiden Salva Kiir menuduh mantan wakilnya Riek Machar merancangkan rampasan kuasa. Sejak itu aksi-aksi pembunuhan berbalasan terjadi dan memecah-belah negara yang dilanda kemiskinan itu.
"Kekerasan terhadap anak-anak di Sudan Selatan telah mencapai level baru kebrutalan," cetus Lake. Ribuan anak juga telah diculik untuk dipaksa ikut bertempur.
"Anak-anak juga secara agresif direkrut masuk ke kelompok-kelompok bersenjata kedua pihak dengan skala yang mengkhawatirkan -- diperkirakan 13,000 anak dipaksa ikut dalam konflik," ujar Lake.
"Atas nama kemanusiaan dan kesusilaan umum, kekerasan terhadap kaum tak bersalah ini harus dihentikan," tegasnya.
No comments:
Post a Comment