27/6/15
Lokasi kilang gas Air Products
Saint-Quentin-Fallavier, Perancis, tempat ditemui potongan kepala
akibat aksi pengganas (26/06/2015) (REUTERS/Emmanuel Foudrot)
Seorang
lelaki dipenggal dalam satu serangan pengganas di sebuah kilang gas milik
Amerika Syarikat, Air Products, yang berada di dekat Lyon, tenggara
Perancis. Kepala korban kemudian ditutupi dengan pesan dalam tulisan
Bahasa Arab dan digantung di pagar kilang
Laman Dailymail, Jumaat 26 Jun 2015 melansir di dekat
jasad korban ditemui dua bendera milik kelompok militan Islam.
Serangan tersebut selain menyebabkan satu korban maut, turut mencederakan
beberapa pekerja di kilang tersebut.
Korban maut diketahui berusia 50 tahun dan pemilik perusahaan khidmat hantarbarang yang kerap mengirim produknya ke |Kilang Air Factory.
Presiden Perancis, Francois Hollande, yang berbicara dari Brussel
mengatakan serangan pengganas itu dimulai ketika sebuah kereta merempuh pintu
pagar kilang dan tabung gas, akibatnya terjadi sebuah letupan.
"Tidak diragukan lagi tujuannya untuk menyebabkan sebuah letupan,"
ujar Hollande yang menyebut serangan itu sesuai dengan ciri-ciri
terorisme.
Sementara seorang saksi yang dikutip stesyen berita BFMTV melihat
satu kumpulan lelaki membawa bendera kelompok militan Islam dan memaksa
masuk ke kilang, memenggal seseorang dan menyasar tank gas. Harian Le Monde mengutip
maklumat seorang sumber, dua orang sempat merempuh masuk ke dalam
bangunan kilang dengan kenderaan, sehingga mengakibatkan ledakan.
Cara pelaku mengeksekusi korban mencerminkan praktik kelompok
Islamic State of Iraq and al Sham (ISIS) terhadap tawanan. Mereka
sengaja mempamer kepala yang telah dipenggal agar semua orang dapat melihat.
Seorang pegawai keselamatan mengatakan terdapat dua bendera
masing-masing berwarna putih dan hitam dengan tulisan Arab ditemui di
sekitar jasad. Dari foto yang diambil di lokasi menyebut bendera itu
kemungkinan dibuat secara rumahan dan menggunakan cat.
Hollande mengatakan seorang suspek telah ditahan dan sedang dimintai keterangan. Pelaku diketahui bernama Yassin Salhi.
Menteri Dalam Negeri, Bernard Cazeneuve, mengatakan suspek
berasal dari pinggiran kota Lyon dilaporkan kerap berhubungan dengan
kelompok fundamental Salafist. Laporan intelijen mengenai Salhi tertulis
di tahun 2006 lalu,suspek juga pernah ditahan lantaran menyebarkan
paham ekstremis. Tetapi, laporan itu tidak diperbarui di tahun 2008
lalu.
"Dia telah berada dalam pengawasan, tetapi dia tidak diketahui
terlibat dalam tindakan teroris apa pun. Dia juga tak memiliki catatan jenayah. Otoriti Perancis sedang menyiasat orang lain yang dipercayai
menjadi anggotanya ," kata Cazeneuve.
Dia menambahkan elemen berbahaya lainnya telah dinetralisir segera
usai tindakan jenayah tersebut dilakukan. Arti tulisan Bahasa Arab di
bendera belum diperiksa.
Kantor jaksa penuntut Paris mengatakan sedang membuka penyiasatan terhadap serangan itu. Usai kejadian ini, Hollande meminta agar rencana
terhadap tindakan anti-teror ditingkatkan hingga ke titik maksimum
hingga tiga hari mendatang. Pasukan pengamanan tambahan akan dikerahkan
ke beberapa lokasi seperti stasiun kereta, kawasan kilang dan lokasi
lainnya yang rentan. (one)
VIVA.co.id
No comments:
Post a Comment