21 Jun 2015
Educate Girls
Safeena Husain, pendiri lembaga nirlaba Mumbai, Educate Girls.
INDIA - Saat melancong ke India
utara 15 tahun lalu, Safeena Husain dan ayahnya bertemu sekelompok
perempuan yang menyoal sang bapak mengenai jumlah anaknya. Ketika
jawabannya hanya satu, “mereka mulai memukul dada, meraung, menangis,”
kenang Safeena. “Mereka bilang, ‘Mengapa Tuhan kutuk lelaki ini?’” Namun,
ayah Safeena berkata, “Ini putera sekaligus puteri saya. (Dia) segalanya
bagi saya.”
Pertemuan itu membuat Safeena—lahir dan besar di India, namun ketika
itu bekerja pada program kesihatan internasional di Amerika
Syarikat—menyedari dia “dianggap tidak ada oleh para perempuan itu. Waktu
itu saya berfikir, ‘Saya akan melenggang pergi—tetapi, bagaimana nasib
para gadis di desa itu, yang merasa dirinya beban belaka?’”
Safeena tahu pandangan semacam itu tidak hanya terdapat di lingkungan
pedalaman India. Ia mengingat masa lalunya, saat masih tinggal di New
Delhi, karib keluarga berkata kepada ayahnya: pendidikan bagi Safeena
akan membazir. Pasalnya, ia “hanya seorang anak perempuan.”
Sejak 2007, Safeena telah berusaha mengubah sikap demikian—serta
meningkatkan prospek wanita untuk bersekolah. Lembaga nirlaba yang ia
dirikan ketika itu, Educate Girls, berhasil menyekolahkan 80 ribu gadis
yang tinggal di kawasan miskin dan terpencil. Angka bertahan
murid-murid—berkebalikan dari angka putus sekolah—hingga kelas delapan
mencapai 95 peratus, ujar Safeena.
Dalam beberapa tahun belakangan, India telah berusaha meningkatkan
akses perempuan ke sekolah serta menerapkan undang-undang yang menjamin
anak-anak berusia 6-14 tahun untuk menikmati “wajib belajar secara percuma”. Namun, sekitar 5.9 juta remaja perempuan tidak merasakan bangku
sekolah, demikian Unicef. Alasannya beragam, mulai dari anak-anak yang
harus bekerja, ketiadaan fasiliti untuk anak perempuan, sampai
pernikahan muda.''
Sekolah Educate Girls di distrik Pali, negara bahagian Rajasthan, India, 2013. Charlotte Anderson/Educate Girls
Safeena (43) serta pasukan pada awalnya menetapkan kawasan yang dianggap
memiliki kesenjangan tinggi dalam hal peluang belajar bagi laki-laki dan
perempuan. Pasukan tersebut mengumpulkan sukarelawan yang pergi dari satu
rumah ke rumah lain di 1,067 desa negara bahagian Rajasthan untuk
mengetahui alasan para remaja puteri tidak bersekolah.
Bekerja sama dengan para pemimpin desa, orang tua, serta sekolah,
Safeena dan pasukan menyiapkan rencana pendaftaran, menyiasati ganjalan
budaya, serta mencari jalan untuk memperbaiki kualiti sekolah. Dalam
tujuh tahun, kesenjangan antara lelaki dan perempuan saat mendaftar
turun dari 19 peratus menjadi 5 peratus
Kini, dengan dukungan dari yayasan serta korporasi seperti Cartier,
Vodaphone, dan Deutsche Bank, Educate Girls mengerahkan 4,600
sukarelawan di lima daerah India yang berisi ribuan penduduk. Mereka
pun bekerja sama dengan 7,500 sekolah.
Dalam kebanyakan kes, para gadis yang berhasil mereka sekolahkan
adalah yang pertama dalam keluarga yang mengenyam bangku sekolah. Tidak
menyekolahkan anak-anak itu adalah “kebiasaan yang dipelajari,” ujar
Safeena. “Rantainya harus kita putus.” (The Wall Street Journal Indonesia)TRIBUNNEWS.COM
Anda butuh angka ghoib 2d 3d 4d singapura/hongkong yang di jamin tembus selama 5 kalli putaran silahkan hubungi eyang woro manggolo di 0823-9177-2208 atau anda bisa karna saya sudah menbuktikannya,terima kasih. الالله صلى الله عليه وسلموعليكوتهله صلى الل
ReplyDelete