2/9/16
RUEDESHEIM – Seorang pengungsi berusia 45
tahun membakar isterinya hidup-hidup di kem penampungan pengungsi di
Ruedesheim, Jerman. Ironisnya, lelaki itu meninggal sementara isterinya yang
berusia 31 tahun selamat meski menderita luka terbakar cukup parah.
Menurut keterangan polis , lelaki itu langsung masuk ke dalam pusat penampungan dan langsung melumuri isterinya dengan cairan mudah terbakar. Ia lalu membakar isterinya di hadapan ketiga anaknya. Pasangan suami-istri itu belakangan diketahui telah hidup berpisah.
Seperti dimuat Russia Today,
Jumaat (2/9/2016), perempuan itu selamat dan langsung dilarikan ke rumah
sakit dengan helikopter. Sementara itu, pelaku terperangkap dalam kobaran
api hingga mati terbakar. Salah satu dari ketiga anaknya mendapatkan
perawatan kerana terkejut
Dua orang lainnya juga luka-luka akibat insiden tersebut. Kobaran api menghanguskan pusat penampungan yang berisi 14 orang pengungsi itu hingga tidak layak untuk ditinggali. Sejumlah media menyebut pengungsi itu berasal dari Syria, tetapi polis belum mengeluarkan konfirmasi.
Polis langsung melakukan penyiasatan terhadap insiden pembakaran tersebut. Mereka menduga konflik yang terjadi akibat perpisahan keduanya menjadi motif pembakaran.
Menurut keterangan polis , lelaki itu langsung masuk ke dalam pusat penampungan dan langsung melumuri isterinya dengan cairan mudah terbakar. Ia lalu membakar isterinya di hadapan ketiga anaknya. Pasangan suami-istri itu belakangan diketahui telah hidup berpisah.
Dua orang lainnya juga luka-luka akibat insiden tersebut. Kobaran api menghanguskan pusat penampungan yang berisi 14 orang pengungsi itu hingga tidak layak untuk ditinggali. Sejumlah media menyebut pengungsi itu berasal dari Syria, tetapi polis belum mengeluarkan konfirmasi.
Polis langsung melakukan penyiasatan terhadap insiden pembakaran tersebut. Mereka menduga konflik yang terjadi akibat perpisahan keduanya menjadi motif pembakaran.
No comments:
Post a Comment