27/3/17
Ilustrasi perkosaan, pelecehan seksual, pencabulan. ©2012 Merdeka.com/Shutterstock
Seorang hakim di Kota Turin, Itali,
menuai kecaman setelah dia membebaskan lelaki pemerkosa kerana korbannya
tidak berteriak ketika peristiwa itu terjadi.
Laman KTLA melaporkan, Jumaat (24/3), lelaki 46 tahun itu tidak dinyatakan bersalah usai sang hakim menyoal mengapa perempuan mangsa pemerkosaan di ranjang rumah sakit itu tidak berteriak meminta pertolongan.
Dalam mahkamah diketahui, korban sempat mengatakan 'cukup!" kepada pelaku yang juga rakan kerjanya. Namun hakim menilai ucapan korban terlalu lunak.
Peguam mangsa mengatakan kliennya tidak berusaha berteriak kerana dia terlalu kesakitan ketika diperkosa.
Keputusan hakim sontak menuai kritikana keras dari para pembela hak asasi wanita di Itali .
Menteri Kehakiman Andrea Orlando sudah memerintahkan jajarannya untuk menyiasat kes ini.
Anggota parlimen dari parti pembangkang, Annagrazia Calabria mengecam keputusan hakim itu.
"Tentu saja, anda tidak boleh menyalahkan reaksi si perempuan yang sedang ketakutan atas apa yang terjadi padanya," kata dia.
Laman KTLA melaporkan, Jumaat (24/3), lelaki 46 tahun itu tidak dinyatakan bersalah usai sang hakim menyoal mengapa perempuan mangsa pemerkosaan di ranjang rumah sakit itu tidak berteriak meminta pertolongan.
Dalam mahkamah diketahui, korban sempat mengatakan 'cukup!" kepada pelaku yang juga rakan kerjanya. Namun hakim menilai ucapan korban terlalu lunak.
Peguam mangsa mengatakan kliennya tidak berusaha berteriak kerana dia terlalu kesakitan ketika diperkosa.
Keputusan hakim sontak menuai kritikana keras dari para pembela hak asasi wanita di Itali .
Menteri Kehakiman Andrea Orlando sudah memerintahkan jajarannya untuk menyiasat kes ini.
Anggota parlimen dari parti pembangkang, Annagrazia Calabria mengecam keputusan hakim itu.
"Tentu saja, anda tidak boleh menyalahkan reaksi si perempuan yang sedang ketakutan atas apa yang terjadi padanya," kata dia.
Sumber:Merdeka.com
No comments:
Post a Comment