11/07/2017
NEW DELHI, KOMPAS.com - Gara-gara pulang dalam keadaan mabuk dan tak melihat hidangan di meja makan, seorang suami di India menembak kepala isterinya.
Wanita malang itu sempat dikejarkan ke rumah sakit, namun dia kemudian meninggal dunia.
"Pelaku biasa minum-minum. Pada Sabtu lalu, ia pulang dalam keadaan
mabuk dan bertengkar dengan isterinya. Isterinya tak suka dengan
kebiasaannya minum-minum dan ingin membicarakan kebiasaan tersebut. Sang
suami, sementara itu, minta makan malam," kata Singh kepada BBC.
"Sang suami marah, kecewa dengan keterlambatan (makan malam), dan menembaknya," tambah Singh.
Berbagai laporan menyebutkan kekerasan dalam rumah tangga adalah
kekerasan terhadap perempuan yang paling sering dilaporkan di India
setiap tahun selama lebih dari satu dekade terakhir.
Pada 2015, polis menerima laporan kekerasan dalam rumah tangga ( KDRT) setiap empat minit. Wartawan BBC di India, Geeta Pandey melaporkan, memang KDRT tidak hanya terjadi di India tapi juga berbagai negara di dunia.
Yang membuat India berbeda, kata Pandey, adalah budaya diam dan
persetujuan atas kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga di negara
tersebut.
Menurut survei yang dilakukan pemerintah, lebih dari 54 peratus
laki-laki dan 51 peratus perempuan mengatakan tak masalah jika suami
memukul isteri yang dinilai tak menghormati mertua, mengabaikan urusan
rumah tangga, dan anak-anak.
Laki-laki juga "diizinkan" memukul isterinya kerana hal-hal sepele seperti kurang memberi garam pada makanan.
Mei lalu, ratusan pengantin perempuan yang ambil bahagian dalam
perkahwinan massal di India diberi tongkat pemukul dari kayu. Mereka
diminta menggunakan tongkat tersebut sebagai senjata ketika para suami
bertindak kasar.
Sumber:Kompas.com
No comments:
Post a Comment