08/07/2017
JERUSALEM - Organisasi Kebudayaan PBB (UNESCO) mendeklarasikan sebuah tempat kuno di Tepi Barat yang diduduki Israel, yang dianggap bernilai sejarah, sebagai "Situs Warisan Dunia Palestin dalam Bahaya", Jumaat (7/7/2017).
Israel marah atas deklarasi yang dibuat oleh UNESCO tersebut, sebagaimana dilaporkan kantor berita Reuters.
Badan dunia itu mengambil keputusan tersebut dalam pertemuan di Krakow, Poland , untuk menegaskan Hebron dan dua tempat suci yang berdekatan, yakni makam kuno Yahudi dan masjid Al-Haram Al-Ibrahimi, sebagai sebahagian milik Palestin .
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan hal itu merupakan "keputusan lain UNESCO yang bertentangan dengan kenyataan".
Netanyahu juga mengatakan, Israel akan "terus menjaga gua Makhpela, untuk menjamin kebebasan beragama bagi siapapun dan menjaga kebenaran."
Menteri Luar Negeri Palestin Reyad Al-Maliki mengatakan pemungutan
suara itu adalah “bukti dari keberhasilan perjuangan diplomatik
Palestin yang dilancarkan di semua bidang dalam menghadapi tekanan Israel dan AS atas negara-negara anggota (UNESCO)."
Hebron adalah kota Palestin terbesar di Tepi Barat yang diduduki dengan populasi sekitar 200,000 orang.
Sekitar 1,000 pemukim Israel tinggal di jantung kota dan selama bertahun-tahun telah menjadi tempat perselisihan agama antara Muslim dan Yahudi.
Orang-orang Yahudi
percaya bahwa Gua Para Leluhur (Cave of the Patriarchs) adalah tempat
Abraham (Ibrahim), Ishak, dan Yakub dan isteri mereka dimakamkan.
Gua Para Leluhur itu lebih dikenal dengan Gua Makhpela, yang berada
di kompleks yang disebut oleh orang Muslim sebagai Al-Haram Al-Ibrahimi,
juga dikenal sebagai Tempat Suci Abraham, pada abad ke-14.
Tempat ini merupakan tempat yang dianggap suci dan menjadi temat keagamaan yang penting di Tepi Barat bagi orang Yahudi, Kristian para pemukim Israel itu yang bertekad ingin memperluas kehadiran Yahudi di sana.
Tinggal di jantung kota itu, mereka memerlukan keselamatan ketat dengan sebanyak 800 tentera Israel melindungi mereka.
"Hanya dengan kehadiran Israel, seperti di Hebron,
kebebasan beribadah dijamin bagi sesiapa pun. Di manapun di wilayah Timur
Tengah, masjid-masjid, gereja-gereja dan sinagog-sinagog diledakkan --
tempat-tempat dimana Israel tidak hadir."
Sumber:Kompas.com
No comments:
Post a Comment