09/07/2017
BAGHDAD - Sebuah stesyen televisyen Irak menangkap momen-momen mengerikan detik-detik ketika seorang pengebom bunuh diri beraksi di wilayah kota Mosul yang diduduki ISIS.
Awalnya,
dalam rangkaian awal rakaman itu terlihat seorang wanita menggendong
anak kecil dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya membawa
sebuah beg.
Wanita itu, melewati sekelompok tentera Irak yang tengah berjaga di dekat wilayah yang masih dikuasai ISIS.
Ternyata beg yang dibawa perempuan itu bukanlah beg biasa. Beg itu berfungsi
sebagai detonator yang diledakkan beberapa detik kemudian.
"Dia nampaknya berusaha meledakkan bom itu saat melintasi di depan sekelompok tentera Irak," kata seorang juru kamera stesyen televisyen Al-Mawsleya.
Namun, lanjut sang juru kamera, bom tak meledak hingga dia berada beberapa meter dari kerumunan tentera.
Akibat
ledakan bom itu, perempuan tersebut dan anak yang digendongnya mati ditempat kejadian . Sementara dua orang tentera dan beberapa warga awam terluka.
Kru stesyen televisyen Al-Mawsleya sedang berada di Mosul untuk melaporkan perkembangan operasi militer pasukan Irak di kota itu.
Para
kru televisyen itu tak menyedari peristiwa yang terakam kamera hingga
mereka memeriksa ulang hasil liputan itu beberapa saat setelah peristiwa
tersebut.
ISIS kini terpojok di wilayah sempit di Kota Tua Mosul dan militer Irak yang posisi itu tak lama lagi akan segera direbut.
Sementara itu, ISIS
menggunakan semua persenjataan yang tersisa dan berbagai cara untuk
menghambat laju tentera pemerintah untuk mengakhiri operasi militer yang
sudah berlangsung selama sembilan bulan itu.
Penggunaan perempuan sebagai pelaku bom bunuh diri meskipun bukan taktik baru ISIS tetapi amat jarang digunakan.
Sehingga, menggunakan seorang perempuan yang membawa seorang anak, yang kemungkinan adalah anaknya menunjukkan ISIS kini sudah kehabisan cara untuk melawan.
Lebih dari 20 perempuan sudah menjadi pengebom bunuh diri dalam dua pekan terakhir di Mosul.
Bahan salah satu jenderal Irak mengklaim ISIS bahkan menggunakan anak-anak mereka sendiri sebagai tameng hidup.
"Para perempuan ISIS bertempur dengan anak-anak di samping mereka," kata Leternan Jenderal Sami al-Aridi.
"Kondisi
itu membuat kami ragu menggunakan serangan udara untuk membantu gerak
maju pasukan darat. Jika tak ada anak-anak dijadikan tameng hidup, kami
bisa mengakhiri perlawanan mereka dalam hitungan jam," tambah Al-Aridi.
Mencegah para perempuan yang akan melakukan bom bunuh diri sangat sulit.
Apalagi, tentara Irak
yang masih sangat konservatif tak akan meminta perempuan mengangkat
pakaian mereka untuk memeriksa kemungkinan adanya bahan peledak.
Sumber:Kompas.com
No comments:
Post a Comment