18/9/17
Gambar hiasan (Foto: Reuters)
KISUMU – Sejumlah lelaki
disebut mendadak masuk ke hotel di Kenya yang sedang mengadakan
pertemuan mengenai pemilihan presiden. Para lelaki itu kemudian memukul perempuan
yang menghadiri pertemuan tersebut.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (14/9/2017) Kenya sebenarnya sudah mengadakan pemilihan presiden, legislatif dan setempat pada 8 Ogos 2017. Namun, tiga minggu kemudian Mahkamah Agung membatalkan hasil pemilihan presiden dengan dakwaan ada penipuan dalam proses bilangan undi.
Bila sesuai rencana maka pemilihan semula akan diadakan pada 17
Oktober 2017. Banyak pihak di Kenya yang berharap pemilihan semula
tersebut akan memulihkan kepercayaan pada institusi dalam negerinya demi
mengurangi munculnya kekerasan politik jangka panjang.
Pegawai Polis Kisumu, Joseph Keitany, mengatakan bahwa pada Rabu 13 September 2017, organisasi perempuan Kristiann Kenya mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai pemilihan semula ketika sejumlah lelaki menceroboh masuk ke hotel yang menjadi lokasi pertemuan tersebut.
Reuters mewartakan, wilayah Kisumu merupakan markas dari para pendukung ketua pembangkang, Raila Odinga.
“Kami mengerahkan polis dan mereka menembakkan gas pemedih mata serta peluru ke udara dan mengejar sejumlah pemuda tersebut. Sebelum polis tiba, para pemuda itu memukul para perempuan dan mencuri laptop serta wang mereka,” ujar Keitany.
Saksi di lokasi menceritakan melihat para pemuda menyerang para peserta pertemuan dengan kerusi di lokasi. “Saya sedang memberikan presentasi ketika mereka menginterogasi kami dan memukul kami atas dakwaan kami membeli kad identiti,” jelas Pastor Alice Atieno.
Keitany menduga para pemuda itu melakukan aksinya setelah mendapatkan khabar angin melalui aplikasi telepon pintar mengenai pertemuan itu diadakan untuk membahas mengenai rencana peminjaman kad identiti warga demi menambah undi.
Hal ini tentu saja dibantah oleh para perempuan yang menjadi korban pemukulan. Mereka mendakwa pertemuan itu diadakan untuk mendorong pemilihan yang damai.
Sebagaimana dikutip dari Reuters, Kamis (14/9/2017) Kenya sebenarnya sudah mengadakan pemilihan presiden, legislatif dan setempat pada 8 Ogos 2017. Namun, tiga minggu kemudian Mahkamah Agung membatalkan hasil pemilihan presiden dengan dakwaan ada penipuan dalam proses bilangan undi.
Pegawai Polis Kisumu, Joseph Keitany, mengatakan bahwa pada Rabu 13 September 2017, organisasi perempuan Kristiann Kenya mengadakan pertemuan untuk membahas mengenai pemilihan semula ketika sejumlah lelaki menceroboh masuk ke hotel yang menjadi lokasi pertemuan tersebut.
Reuters mewartakan, wilayah Kisumu merupakan markas dari para pendukung ketua pembangkang, Raila Odinga.
“Kami mengerahkan polis dan mereka menembakkan gas pemedih mata serta peluru ke udara dan mengejar sejumlah pemuda tersebut. Sebelum polis tiba, para pemuda itu memukul para perempuan dan mencuri laptop serta wang mereka,” ujar Keitany.
Saksi di lokasi menceritakan melihat para pemuda menyerang para peserta pertemuan dengan kerusi di lokasi. “Saya sedang memberikan presentasi ketika mereka menginterogasi kami dan memukul kami atas dakwaan kami membeli kad identiti,” jelas Pastor Alice Atieno.
Keitany menduga para pemuda itu melakukan aksinya setelah mendapatkan khabar angin melalui aplikasi telepon pintar mengenai pertemuan itu diadakan untuk membahas mengenai rencana peminjaman kad identiti warga demi menambah undi.
Hal ini tentu saja dibantah oleh para perempuan yang menjadi korban pemukulan. Mereka mendakwa pertemuan itu diadakan untuk mendorong pemilihan yang damai.
No comments:
Post a Comment