13/9/17
Kepala wanita di Sichuan setelah rambutnya dicukur habis. (Foto: Stomp)
SICHUAN – Seseorang akan
melakukan segala cara agar selalu kelihatan cantik. Meski terkadang dapat
menyakiti dirinya, mereka tetap menempuhnya.
Seperti seorang wanita di Sichuan, China. Ia mewarnai rambutnya
agar tampil lebih menawan. Namun, bukan menjadi cantik, wanita ini malah
kehilangan rambutnya.
Deng menderita luka terbakar di kulit kepalanya setelah empat kali
mewarnai rambutnya. Ia mengelir rambutnya di sebuah salon di Kota
Deyangm, Provinsi Sichuan, China. Peristiwa itu terjadi pada 1 Ogos.
Awalnya, Deng pergi ke salon itu untuk mewarnai rambutnya menjadi
kombinasi Kelabu dan hijau. Untuk mendapat warna yang maksimal,
pelayan di salon yang menanganinya melakukan pewarnaan hingga empat
kali. Pengecatan ini bahkan memakan waktu selama tujuh jam.
Ketika pengecatan baru sekali dilakukan, penata rambut mengatakan
bahwa warnanya tidak merata. Ia pun menyarankan Deng untuk melakukan
pengecatan kedua. Wanita itu pun bersetuju.
Ketika pengecatan memasuki tahap kedua, Deng merasa kulit
kepalanya terbakar. Ia mengeluhkan hal tersebut kepada penata rambutnya.
Namun, pihak salon mendakwa, hal tersebut normal dirasakan oleh
seseorang ketika mewarnai rambutnya. Deng pun diminta untuk bertahan.
Setelah pengecatan memasuki tahap ketiga, Deng makin merasa tak selesa. Ia mengeluh bahwa kulit kepalanya terasa sakit. Ia pun menduga
rasa sakit ini ada kaitannya dengan produk yang digunakan.
Lagi-lagi, pihak salon membantah protes yang dikatakan Deng.
Padahal, rambut Deng malah berwarna hijau apel bukannya kelabu - hijau
sepertinya yang dia inginkan.
Namun, penata rambut mengatakan kepadanya bahwa hal itu normal.
Pasalnya, untuk produk yang dia gunakan, warna pertama yang dihasilkan
memang hijau apel, lama-kelamaan warna baru berubah menjadi kelabu -
hijau.
Mendengar penjelasan itu, Deng pun menjalani pewarnaan rambut
keempat. Ketika itu, kulit kepalanya sangat terasa sakit. Deng mulai
meminta penata rambut berhenti.
Bahkan ketika itu, dengan tenang penata rambut memberitahunya bahwa
hal tersebut normal. Ia meyakinkan Deng bahwa rasa sakitnya akan
hilang.
Kerana tidak dapat menahan rasa sakitnya, Deng menghubungi
puterinya untuk menjemputnya dari salon. Ketika itu, penata rambut baru
menyedari ada yang tidak beres dengan rambut pelanggannya.
Dia segera membantu Deng untuk mencuci zat pewarna itu. Melihat
kondisi kepala pelanggannya yang parah, pihak salon pun membawanya ke
rumah sakit untuk mendapat rawatan.
Pihak rumah sakit yang memeriksa mengatakan Deng menderita kejutan anafilaksis. Hal ini dirasakan kerana reaksi alergi terhadap pewarna.
Rasa sakit pada kulit kepalanya mencakup 40% luka terbakar kimia.
Doktor pun menyarankan Deng untuk mencukur rambutnya kerana
khuatir residu pewarna boleh menyebabkan reaksi yang lebih buruk. Dengan
terpaksa, Deng mencukur habis rambutnya agar rasa sakitnya hilang.
"Saya selalu memiliki rambut panjang dan saya tidak dapat
menerima penampilan botak saya sekarang," ujar Deng, sebagaimana dikutip
dari Asia One, Selasa (12/9/2017).
Setelah mengalami cubaan berat, Deng menuntut salon tersebut
untuk bayar ganti rugi atas hal yang dialaminya. Ia meminta ganti rugi
atas biaya pengubatan dan kerosakannya sebesar 60 ribu yuan . Setelah melakukan negosiasi, pihak salon pun membayar
tagihan perubatan Deng sebesar 2,600 yuan
Menurut penata rambut yang menangani Deng, ini merupakan kejadian
pertama kalinya di salonnya. Dia baru menemukan kes ini setelah lebih
dari satu dekade bekerja menjadi penata rambut.
No comments:
Post a Comment