Wanita Ini Mendengar 'Suara Tuhan', Rupa-rupanya...

28/12/17

 

 Foto: Reuters

SWISS—Seorang wanita menyakiti diri sendiri setelah mendengar seruan yang menyuruhnya melakukan pengorbanan. Ia menusuk dadanya berulang kali setelah mendengar bisikan yang ia yakini sebagai ‘suara Tuhan’.

Wanita berusia 48 tahun yang tak diketahui namanya tersebut menarik perhatian pengkaji di Universiti Bern, Switzerland. Awalnya doktor menganggapnya memiliki gangguan mental, namun hasil pemindaian mesin MRI menemui sel tumor yang tumbuh di otaknya.

Dilansir dari Metro, pada Khamis, (28/12/2017), tumor itu tumbuh secara perlahan di thalamus, bahagian terbesar jaringan antara otak yang mengatur persepsi ujaran dan suara.  Kondisi tersebut menyebabkan halusinasi dan menimbulkan gejala mirip Skizofrenia. 

 “Jaringan tersebut bertanggung jawab atas perasaan-perasaan berkaitan dengan agama dan kepercayaan. Wanita itu memiliki perasaan keagamaan yang kuat. Perasaan itu meningkat hingga ia mengalami delusi,” kata Psikiater Neurosains, Dr. Sebastian Walther.

Ketika wanita tersebut menunjukkan banyak luka dalam di dadanya, di ruang kecemasan doktor menganggapnya mengalami gangguan mental. Wanita tersebut mengatakan selama tiga tahun terakhir ia merasa sangat bersyukur dan mampu berbicara dengan suara-suara Ilahi yang ia yakini sebagai suara Tuhan. 

Ia mendengar dua suara ilahi yang berbeda lalu mereka berborak perihal keagamaan selama berjam-jam. Ia mendengar suara tersebut setiap hari selama beberapa minggu  atau bulan. Suara itu memberikan instruksi dan mengomentari tindakannya dan perasaannya tergantung dengan apa yang dikatakan suara tersebut. 

Halusinasi pendengaran,  termasuk mendengar suara makhluk tak kasat mata, ‘suara tuhan’ adalah hal yang umum terjadi pada pesakit psikiatri.

Akademisi yang melakukan penelitian skizofrenia selama bertahun tahun percaya bahwa kondisi perempuan itu dapat membantu mereka memahami gejala skizofrenia.Mereka menganggap hal itu sebagai bukti gejala skizofrenia tidak terjadi di keseluruhan bahagian otak melainkan gangguan di area tertentu.

Ketika ini, kondisi lanjutan wanita asal Swiss itu tak diketahui.