Gambar hiasan
NEW DELHI - Isteri seorang polis dan empat puterinya dituduh menyewa pembunuh upahan untuk membunuh sang suami.
Alasan pembunuhan itu adalah untuk menguasai wang pencen suaminya
Alasan lain adalah kerana sang polisi melarang anak dan isterinya mengenakan celana jeans.
Kes ini terungkap ketika jenazah Meharbaan Ali ditemukan di sebuah kanal di negara Uttar Pradesh, 250 meter dari kediamannya pada Ahad (24/6/2018).
Setelah jenazah Ali ditemukan, polis terus melakukan penyiasatan.
Misteri kematian sang polis terungkap ketika penyiasat menemukan kamera CCTV di dekat lokasi ditemukannya jenazah Ali.
Usai memeriksa rakaman CCTV, polis kemudian menangkap sang isteri
Zahida Begum (52) dan para puterinya, Saba (26), Zeenat (22), Iram (19),
dan Alia (18).
Kelima perempuan itu ditangkap di kediaman mereka di kota Shahjahanpur.
Dalam pemeriksaan mereka mengaku telah menyewa dua pembunuh bayaran untuk mencabut nyawa Ali.
Anggota polis di balai polis Sadar Bazaar, Daya Chand Sharma mengatakan, Begum dan keempat puterinya kesal dengan peraturan ketat yang diterapkan Ali kepada mereka.
Salah satunya adalah melarang mereka mengenakan celana jeans.
"Sejak jenazah Ali ditemukan, kami sudah menduga ada anggota keluarga yang terlibat dalam masalah ini, kerana jenazah ditemukan hanya 250 meter dari kediamannya," ujar Sharma.
"Kami memeriksa semua rakaman telepon anggota keluarga Ali dan menemukan sang isteri, Zahida, berulang kali menghubungi nombor telepon yang sama," tambah Sharma.
Berdasarkan hasil penyiasatan, polis menyimpulkan Ali tiba di kediamannya pada pukul 10.45 setelah meninggalkan pejabatnya pada pukul 10.00 pada Sabtu (23/6/2018).
"Dua pembunuh bayaran Tahseen dan Ehsaan, diketahui memasuki kediaman Ali tak lama setelah dia tiba dan sekitar pukul 13.00 Ali dibunuh," tambah Sharma.
"Malam harinya, kedua pembunuh itu kembali ke rumah Ali dan dengan bantuan anggota keluarga mereka membawa jenazah Ali dengan menggunakan motorsikal dan membuangnya ke sebuah saliran air," lanjut Sharma.
Isteri Ali, lanjut Sharma, membayar Tehseen dan Ehsaan sekitar Rp 20 juta.
Separuh wang untuk membayar kedua orang itu berasal dari gaji Ali yang disimpan di kediamannya.
Begum menjanjikan baki wang untuk kedua pembunuh itu akan dibayarkan usai mereka menjalankan tugas.
Polis menambahkan, selain soal celana jeans, Begum berharap boleh mengambil wang pencen Ali yang akan diterima ketika sang polis meninggal dunia.
Seorang perwira polis , Dinesh Tripathi mengatakan, ada tiga fasiliti yang akan diterima para puteri Ali jika ayah mereka meninggal dunia.
"Pertama, salah satu puterinya dapat menggantikan posisinya di jabatan polis. Kedua, sang janda mendapatkan wang pencen yang besarnya separuh dari gaji," kata Tripathi.
"Selain itu, keluarga mendiang akan mendapatkan tunjangan ketika ayah mereka meninggal dunia," tambah dia.
Sementara itu, kedua pembunuh bayaran yang membunuh Ali telah ditangkap pada Rabu (27/6/2018).
disunting dari TRIBUNNEWS.COM Alasan pembunuhan itu adalah untuk menguasai wang pencen suaminya
Alasan lain adalah kerana sang polisi melarang anak dan isterinya mengenakan celana jeans.
Kes ini terungkap ketika jenazah Meharbaan Ali ditemukan di sebuah kanal di negara Uttar Pradesh, 250 meter dari kediamannya pada Ahad (24/6/2018).
Setelah jenazah Ali ditemukan, polis terus melakukan penyiasatan.
Misteri kematian sang polis terungkap ketika penyiasat menemukan kamera CCTV di dekat lokasi ditemukannya jenazah Ali.
Kelima perempuan itu ditangkap di kediaman mereka di kota Shahjahanpur.
Dalam pemeriksaan mereka mengaku telah menyewa dua pembunuh bayaran untuk mencabut nyawa Ali.
Anggota polis di balai polis Sadar Bazaar, Daya Chand Sharma mengatakan, Begum dan keempat puterinya kesal dengan peraturan ketat yang diterapkan Ali kepada mereka.
Salah satunya adalah melarang mereka mengenakan celana jeans.
"Sejak jenazah Ali ditemukan, kami sudah menduga ada anggota keluarga yang terlibat dalam masalah ini, kerana jenazah ditemukan hanya 250 meter dari kediamannya," ujar Sharma.
"Kami memeriksa semua rakaman telepon anggota keluarga Ali dan menemukan sang isteri, Zahida, berulang kali menghubungi nombor telepon yang sama," tambah Sharma.
Berdasarkan hasil penyiasatan, polis menyimpulkan Ali tiba di kediamannya pada pukul 10.45 setelah meninggalkan pejabatnya pada pukul 10.00 pada Sabtu (23/6/2018).
"Dua pembunuh bayaran Tahseen dan Ehsaan, diketahui memasuki kediaman Ali tak lama setelah dia tiba dan sekitar pukul 13.00 Ali dibunuh," tambah Sharma.
"Malam harinya, kedua pembunuh itu kembali ke rumah Ali dan dengan bantuan anggota keluarga mereka membawa jenazah Ali dengan menggunakan motorsikal dan membuangnya ke sebuah saliran air," lanjut Sharma.
Isteri Ali, lanjut Sharma, membayar Tehseen dan Ehsaan sekitar Rp 20 juta.
Separuh wang untuk membayar kedua orang itu berasal dari gaji Ali yang disimpan di kediamannya.
Begum menjanjikan baki wang untuk kedua pembunuh itu akan dibayarkan usai mereka menjalankan tugas.
Polis menambahkan, selain soal celana jeans, Begum berharap boleh mengambil wang pencen Ali yang akan diterima ketika sang polis meninggal dunia.
Seorang perwira polis , Dinesh Tripathi mengatakan, ada tiga fasiliti yang akan diterima para puteri Ali jika ayah mereka meninggal dunia.
"Pertama, salah satu puterinya dapat menggantikan posisinya di jabatan polis. Kedua, sang janda mendapatkan wang pencen yang besarnya separuh dari gaji," kata Tripathi.
"Selain itu, keluarga mendiang akan mendapatkan tunjangan ketika ayah mereka meninggal dunia," tambah dia.
Sementara itu, kedua pembunuh bayaran yang membunuh Ali telah ditangkap pada Rabu (27/6/2018).
No comments:
Post a Comment