23 September 2018
Mo Huanjing memulai kebakaran yang membunuh empat anggota keluarga Lin Shengbin. (Foto: Getty)
HANGZHOU - Seorang pengasuh China dieksekusi
setelah dengan sengaja menyalakan api yang membunuh seorang ibu dan
tiga anaknya di kota Hangzhou.
Mo Huanjing, 35 tahun, dijatuhkan hukuman mati kerana membakar hingga mati korbannya pada Februari.
Dia dipercayai telah terlilit hutang judi yang signifikan, dan berharap
dengan "menyelamatkan" keluarga majikannya dari kobaran api dapat
membuat mereka meminjamkan lebih banyak wang kepadanya.
Sebaliknya, api di apartemen tingkat 18 tempat mereka tinggal
membunuh Zhu Xiaozhen dan anak-anaknya, berusia enam, sembilan
dan 11 tahun.
Lin Shengbin, suami dan ayah anak-anak itu, sedang pergi untuk urusan pekerjaan ketika jenayah itu terjadi pada Jun 2017.
Mo, yang menggunakan korek api untuk menyalakan api di ruang tamu, melarikan diri.
Berita tentang eksekusi tersebut memicu reaksi besar di media
sosial Weibo, yang setara dengan Twitter di China, di mana Lin
mengatakan kepada 2.6 juta pengikutnya: "Setan Mo Huanjing akhirnya
dieksekusi."
"Mendengar berita itu, air mata saya tidak berhenti mengalir,"
tulisnya. "Saya menelepon orangtua saya. Ibu saya mendengarkan dan
menangis dan mengatakan bahwa semua orang telah menunggu terlalu lama
untuk hari ini."
Lin mengatakan bahwa meski dia merasa keadilan telah diterapkan,
"jalan di depan akan lebih sukar", dan membagikan sebuah foto kuburan
isteri dan anak-anaknya.
Lebih dari 108,000 pengguna Weibo membuat komentar tulisannya, banyak
yang mengatakan mereka juga menangis atau berharap kedamaian dan
kesihatan yang baik atasnya.
Kes ini telah menjadi berita utama nasional di China sejak
pertama kali muncul, sebahagian kerana dakwaan bahwa petugas pemadam
kebakaran lambat menanggapi kebakaran itu.
Pemadam kebakaran membantahnya, menyalahkan tekanan air yang rendah dan fitur keselamatan kebakaran yang buruk dari bangunan itu.
Kondisi tragis dari jenayah itu telah membuat "Kes Pengasuh
Pembakar Hangzhou" menjadi sebuah referensi popular bagi para pendukung
hukuman mati di China.
Ketika negara tetangga Mongolia menghapuskan hukuman mati pada
Julai 2017, kes itu berulang kali dikutip oleh orang-orang yang merasa
Cina harus mempertahankan hukuman mati.
China diyakini mengeksekusi lebih banyak orang setiap tahun
dibandingkan di negara lain, tetapi sangat rahsia tentang jumlahnya.
Kelompok hak asasi manusia Amnesty International memperkirakan jumlahnya
ribuan - lebih banyak dari jika angka dari seluruh negara dunia
dikumpulkan.
sumber : Agregasi BBC Indonesia,
Jurnalis
No comments:
Post a Comment