Wednesday, September 28, 2011

Pemandu Wanita Arab Saudi Dihukum Rotan

Perempuan Arab Saudi dibelakang kemudi (Foto: AP)
Perempuan Arab Saudi memandu kereta (Foto: AP)
RIYADH - Seorang perempuan di Arab Saudi dikenakan hukuman  rotan sebanyak 10 kali. Keputusan mahkamah  ini diambil setelah perempuan tersebut didapati  memandu kereta.

Shaima Ghassaniya dijatuhi hukuman 10 kali rotan kerana melanggar peraturan negara yang melarang wanita memandu kereta. Tentunya hal ini amat menyakitkan bagi wanita tersebut, ketika mereka seharusnya mendapatkan hak yang sama dengan para  lelaki Arab Saudi.

Tidak ada hukum spesifik yang melarang perempuan untuk menmandu kereta. Tetapi tokoh ulama di Negeri Kaya Minyak tersebut mengeluarkan fatwa yang melarang wanita menadu kenderaan. Fatwa dari ulama di Arab Saudi memang amat berpengaruh di negara tersebut.

Selain Shaima, ada beberapa perempuan lain yang terancam dengan hukuman yang sama. Tetapi perempuan-perempuan yang tengah menjalani pengadilan ini memiliki alasan untuk tetap memandu kereta. Demikian diberitakan Associated Press, Rabu (28/9/2011).

Najalaa Harriri seperti contoh, dirinya tengah menjalani pengadilan setelah kedapatan mengendarai mobil untuk mengantar anaknya yang sakit ke klinik. Kasus Harriri ini amat unik dan baru pertama kalinya terjadi Arab Saudi.

Khabar menyedihkan ini muncul setelah beberapa hari lalu setelah Raja Abdullah mengumumkan perempuan di negaranya akan mendapatkan hak untuk memilih dan mencalonkan diri sebagai ketua daerah di 2015 mendatang.

Namun keputusan Raja Abdullah bin Abdulaziz al-Saud ini tidak sepenuhnya membuahkan rasa puas kepada wanita di Negeri Kaya Minyak tersebut.

Para wanita Arab ini harus menunggu empat tahun agar mendapatkan hak mereka untuk memilih. 

Keputusan yang diambil oleh Raja Abdullah ini diambil setelah melakukan pertemuan dengan ulama setempat dan dewan syura yang biasa memberikan pertimbangan kepada Raja. 

Raja sepertinya ingin membuktikan dirinya melakukan reformasi yang selama ini diinginkan warga, khususnya perempuan. Segala bentuk reformasi yang dilakukan raja dinilai merupakan bentuk pencegahan terhadap aksi protes yang selama ini merebak di negara-negara Arab.

No comments:

Post a Comment