Sriwijaya Post - Khamis, 19 Januari 2012
Seorang wanita Kerri Mallier (40) siangnya bekerja di sebuah sekolah yang ketat di England, diketahui punya "pekerjaan sambilan" sebagai pekerja seks komersial (PSK). Tarifnya 150 poundsterling sejam atau 800 poundsterling semalam.
Kerri Mallier yang sudah berkahwin sesumbar di sebuah website khas orang dewasa bahawa dia perempuan "berkelas, mempesona, dan sangat nakal". Siang hari dia bekerja sebagai ketua administrasi di Trinity Catholic School di Leamington Spa, Warwicks, England. Namun, di luar waktu kerja , dia boleh mendapat penghasilan hingga sekitar 800 pound untuk pemesanan selama semalam dengan nama Keri Ann.p
Dia membual kepada seorang wartawan bahawa kerja "ekstrakurikulernya" itu merupakan "hobi". Kerja sampingannya itu terungkap setelah salah satu orang tua murid melihat foto-foto perempuan berambut coklat itu di laman khas orang dewasa. Dalam keterangan pada foto-foto telanjangnya, dia menjelaskan dirinya sebagai "perempuan biseksual yang menawarkan pengalaman yang sungguh luar biasa".
"Saya menyukai apa yang saya lakukan, memberikan layanan untuk lelaki, perempuan, dan pasangan," tambahnya. Dia juga bersumbar tentang seorang "teman perempuan seksi yang akan senang untuk bergabung bersama kita". Di web itu dia menawarkan jasa dan tarifnya serta meminta pembayaran "dalam 5 minit pertama".
Harian The Sun, Selasa (17/1/2012), melaporkan, seorang wartawan yang menyamar sebagai klien mengatur pertemuan dengannya di sebuah hotel. Mallier kemudian muncul disertai seorang lelaki kekar yang menunggu di mobil di luar hotel. Mallier mengatakan kepada wartawan itu, "Saya bekerja di sebuah sekolah. Kerana itulah, mengapa saya melakukan ini. Jadi, saya boleh lolos dari anak-anak."
Dia sudah bekerja selama lima tahun di kolese yang punya kekhususan di bidang seni dan teknologi. Sekolah itu memiliki 1,145 murid berusia 11-18 tahun.
Mallier menolak untuk berkomentar kepada The Sun. Ketika diperlihatkan sebuah foto telanjang dirinya yang diambil dari situs kha s orang dewasa itu, dia berkata, "Itu saya, tapi saya tidak tahu dari mana itu berasal." Tak lama kemudian, profilnya di laman tersebut dihapus.
KetuaTrinity Catholic School Dr Jim Ferguson mengatakan. "Untuk saat ini tidak ada komentar. Saya harus mencari saran atas hal ini."
Editor : Soegeng Haryadi
Sumber :terjemahan dari Kompas.com
No comments:
Post a Comment