Seorang wanita remaja yang baru lulus dari sekolah tinggi, telah
berhasil menang kerusi di parlimen Uganda, menambah majorii parti
yang berkuasa tetapi membuat beberapa anggota parliman malu dan
mengatakan bahawa keberhasilannya menurunkan harapan anggota parlimen di
negara Afrika Timur itu.
Proscovia Oromait, yang saat ini masih berusia 19 tahun dan berharap
untuk melanjutkan pengajian ke perguruan tinggi, maju dalam perebutan kerusi
parleman di bahagian timur Uganda untuk mengisi kekosongan yang
ditinggalkan oleh ayahnya yang meninggal dunia.
Parti berkuasa dari Presiden Yoweri Museveni telah putus asa untuk
meraih kemenangan di sana, setelah kehilangan tujuh dari delapan
pemilihan parlimen pada tahun ini. Pemilihan ini secara luas dilihat
sebagai ujian bagi populariti Museveni, dan beberapa pemimpin parti
memperkirakan bahawa Oromait akan menang dengan suara simpati warga.
Hasilnya ia menjadi anggota parlimen termuda Uganda dan mendongkrak
popularitis parti Museveni.
Michael Mukula, seorang anggota parlimen yang merupakan salah satu
wakil ketua partii yang berkuasa, mengatakan bahawa kemenangan Oromait
itu telah membuat banyak riak dalam organisasi, dan membaginya menjadi
dua kelompok yaitu reformis dan kelompok garis keras, yang menginginkan
kemenangan dengan cara apapun yang diperlukan.
“Saya sedikit khawatir dan terkejut, kerana kurangnya pengalaman nya.
Ini bukanlah sesuatu yang dapat anda bebankan ke pundak seorang anak
berusia muda” kata Mukula mengomentari terpilihnya Oromait.
Oromait akan mewakili suatu tempat yang bernama Usuk, daerah dimana
jalan-jalan tanah kebanjiran setiap musim hujan, dan tempat dimana hanya
ada satu sekolah menengah atas yang berfungsi, serta penduduknya
berjumlah 100,000 orang yang dikatakan miskin secara menyeluruh.
Museveni, yang mengambil alih kekuasaan secara paksa pada tahun 1986,
belum mengatakan apakah ia akan mencalonkan diri lagi pada pemilu 2016
mendatang, tapi dia menghadapi oposisi yang tumbuh di dalam dan luar
parti yang mendesak dirinya mundur.
Meskipun banyak yang mencebir dan tidak yakin dengan kemampuannya, namun Oromait tetap yakin dengan kemampuannya.
“Ini bukan tentang usia … tapi otak.” tuturnya kepada wartwan baru-baru ini.
Mwambutsya Ndebesa, seorang profesor sejarah politik di Universiti
Makerere Uganda, mengatakan bahawa Oromait boleh berubah menjadi sosok
yang jauh lebih inspiratif dari beberapa rakannya yang usianya jauh
lebih tua darinya.
“Dia mungkin saat ini belum mempunyai idea. Tapi dia memiliki kemampuan untuk belajar,” kata Ndebesa. sumber
No comments:
Post a Comment