Saturday, October 13, 2012

Tukang Jahit Gerayang Pelanggan yang Sedang Mencuba Skirt

TRIBUNNEWS.COM - BKS (37), seorang penjahit warga India, dibicarakan kerana dipercayai  meraba-raba SRO, seorang wanita warganegara Filipina.

Dalam sebuah perbicaraan di Dubai, Uni Emirat Arab, Rabu (10/10/2012) terungkap, peristiwa bermula ketika SRO sedang mencuba skirt seragam kerja di toko BKS, Jun  lalu.
Mangsa yang berumur 25 tahun, pergi ke toko BKS, untuk mengecek rok seragam kerja pesanan majikannya.

"Saya memasuki kamar pas, dan melepas celana saya untuk mencuba rok yang dia berikan. Tiba-tiba, ia mengangkat tirai yang digunakan sebagai pengganti pintu," ujar SRO dalam perbicaraan, seperti diwartakan laman Emirates247.

Ketika tirai terkuak, SRO hanya memakai celana dalam. BKS lantas meminta SRO segera menyelesaikan pengepasan rok, dengan alasan tokonya mau tutup.
Dari dalam kamar pas, SRO berteriak kepada BKS, dan mengatakan bahawa rok yang ia cuba, ukurannya tidak pas. BKS lalu memberikan rok yang lain lagi untuk dicuba.
"Kemudian, ia mengambil alat pengukur, dan mengukur pinggang saya, sementara saya sedang mencuba rok yang kedua," imbuh SRO.

"Tiba-tiba, ia menarik rok saya, dan memasukkan tangannya ke bawah pakaian saya, lalu meraba-raba bahagian peribadi tubuh saya," ungkapnya.
Korban lantas berteriak, dan segera mengenakan kembali celana panjangnya.
"Saya langsung meninggalkan toko, dan dia berusaha meminta maaf atas apa yang telah dilakukannya. Esoknya, saya melaporkan kejadian itu kepada polis ," jelas SRO.

Sementara, SHF (30), juga warga India, penjahit wanita yang bekerja di toko yang sama dengan BKS, bersaksi bahawa korban datang ke toko untuk mem-vermak roknya.
Terdakwa, paparnya, sempat menyentuh payudara korban, dan mengukur pinggangnya, kemudian memintanya untuk mencuba salah satu rok.
"Korban masuk ke kamar pas, dan kemudian saya sibuk dengan pelanggan yang datang untuk mengumpulkan beberapa gaun," tuturnya.
Majelsi hakim menunda sidang, dan akan melanjutkannya pada 21 Oktober mendatang, dengan agenda pembacaan vonis. (*)

No comments:

Post a Comment