3 Maret 2014
Taliban yang digulingkan pada 2001 oleh pasukan AS, selama 12 tahun
terakhir terus memerangi pemerintah Kabul yang disokong negara-negara
Barat.
KABUL, KOMPAS.COM -
Untuk keempat kalinya dalam satu dekade, kaum militan Taliban melarikan
diri dari penjara Sarposa yang dijaga ketat di Kandahar.
Jumlah tahanan yang lari dari penjara dalam pelarian minggu lalu itu lebih kecil dibanding episode-episode sebelumnya, di mana ratusan tahanan berjaya melarikan diri . Namun peristiwa kali ini sangat memalukan. Dalam pelarian kali ini, seseorang telah mengubah dokumen resmi, sehingga membiarkan setidaknya 10 tahanan melenggang bebas keluar gerbang depan penjara di siang bolong, sama sekali tak terhalang, kata sejumlah pegawai Afganistan, Ahad (2/3/2014).
Para tahanan yang lari itu diyakini termasuk para pemberontak yang paling menonjol yang ditahan di Sarposa atas tuduhan keganasan, yaitu para pengikut komandan Taliban yang sangat terkenal, Mullah Mohammad Dad Munib, yang mengkhususkan diri dalam merancang pembunuhan dan pengeboman bunuh diri.
"Ini memalukan," kata Hajji Agha Lalai, anggota dewan provinsi Kandahar, yang seperti banyak pegawai lain mengatakan, jelas bahawa pelarian itu mendapat bantuan dari pihak dalam penjara.
Kes larinya para tahanan pada Selasa lalu itu baru disahkan para pegawai Afganistan hari Ahad, tetapi Taliban dengan cepat memuji keberhasilan mereka. "Melalui taktik cerdik yang berhasil kami telah membebaskan 23 orang mujahidin pemberani kami dari penjara Kandahar," kata Qari Yousuf Ahmadi, juru cakap Taliban di Afghanistan selatan.
Para pegawai pemerintah Afganistan mengatakan, hanya 10 tahanan yang telah melarikan diri. Menurut Ketua Staf di Kantor Gubernur Kandahar, Perwaiz Najeeb, sepucuk surat resmi dalam bahasa Pashto yang dikirim dari Direktorat Keamanan Nasional, badan intelijen Afganistan, aslinya mencantumkan daftar 18 tahanan yang dijadualkan untuk dibebaskan. Namun surat itu telah diubah dengan mencantumkan 28 tahanan, dan nama-nama 10 militan Taliban ditambahkan, katanya.
Zia Durani, juru bicara ketua polis provinsi, mengesahkan laporan itu. "Dalam bahasa Pashto sangat mudah mengkonversi 1 menjadi 2 dan membuatnya menjadi 28 bukan 18," katanya. "Kami mencuba untuk mencari tahu siapa yang terlibat dalam penipuan itu."
Lalai mengatakan, 11 petugas penjara telah pergi bersama tahanan Taliban yang dibebaskan dan belum terlihat sejak saat itu. "Hal ini menunjukkan bahawa ada kesepakatan yang dibuat untuk membebaskan mereka dan ini merupakan perkembangan yang memalukan bagi semua pasukan keselamatan di dalam dan di luar penjara," kata dia.
Para penderma internasional sudah dua kali menghulurkan dana untuk membangun kembali penjara Sarposa demi meningkatkan standard keselamatan menyusul kes pelarian sebelumnya. Ketika ini penjara itu menampung 2,600 tahanan, dimana sekitar 1,500 orang merupakan pemberontak.
Tahun 2008, militan Taliban menyerang penjara itu. Seorang pembom bunuh diri mengendarai truk penuh bahan peledak ke gerbang penjara. Begitu truk meledak, 30 militan menyerbu masuk. Serangan itu juga menewaskan 15 penjaga dan membebaskan 1.200 tahanan dalam salah satu peristiwa pelarian dari penjara terbesar dalam sejarah modern.
Para petugas dari Kanada membangun kembali penjara itu setelah serangan tahun 2008 tersebut. Mereka membuat dinding dan gerbangnya tak dapat ditembus. Kemudian pada 2011, para pemberontak membuat terowongan di bawah dinding baru itu yang memungkinkan setidaknya 476 tahanan melarikan diri.
Setelah itu, militer AS membantu untuk membangun kembali penjara tersebut. Kasus tahanan kabur tidak terjadi lagi sampai pelarian lewat tipuan yang cerdik pada Selasa lalu itu.
Jumlah tahanan yang lari dari penjara dalam pelarian minggu lalu itu lebih kecil dibanding episode-episode sebelumnya, di mana ratusan tahanan berjaya melarikan diri . Namun peristiwa kali ini sangat memalukan. Dalam pelarian kali ini, seseorang telah mengubah dokumen resmi, sehingga membiarkan setidaknya 10 tahanan melenggang bebas keluar gerbang depan penjara di siang bolong, sama sekali tak terhalang, kata sejumlah pegawai Afganistan, Ahad (2/3/2014).
Para tahanan yang lari itu diyakini termasuk para pemberontak yang paling menonjol yang ditahan di Sarposa atas tuduhan keganasan, yaitu para pengikut komandan Taliban yang sangat terkenal, Mullah Mohammad Dad Munib, yang mengkhususkan diri dalam merancang pembunuhan dan pengeboman bunuh diri.
"Ini memalukan," kata Hajji Agha Lalai, anggota dewan provinsi Kandahar, yang seperti banyak pegawai lain mengatakan, jelas bahawa pelarian itu mendapat bantuan dari pihak dalam penjara.
Kes larinya para tahanan pada Selasa lalu itu baru disahkan para pegawai Afganistan hari Ahad, tetapi Taliban dengan cepat memuji keberhasilan mereka. "Melalui taktik cerdik yang berhasil kami telah membebaskan 23 orang mujahidin pemberani kami dari penjara Kandahar," kata Qari Yousuf Ahmadi, juru cakap Taliban di Afghanistan selatan.
Para pegawai pemerintah Afganistan mengatakan, hanya 10 tahanan yang telah melarikan diri. Menurut Ketua Staf di Kantor Gubernur Kandahar, Perwaiz Najeeb, sepucuk surat resmi dalam bahasa Pashto yang dikirim dari Direktorat Keamanan Nasional, badan intelijen Afganistan, aslinya mencantumkan daftar 18 tahanan yang dijadualkan untuk dibebaskan. Namun surat itu telah diubah dengan mencantumkan 28 tahanan, dan nama-nama 10 militan Taliban ditambahkan, katanya.
Zia Durani, juru bicara ketua polis provinsi, mengesahkan laporan itu. "Dalam bahasa Pashto sangat mudah mengkonversi 1 menjadi 2 dan membuatnya menjadi 28 bukan 18," katanya. "Kami mencuba untuk mencari tahu siapa yang terlibat dalam penipuan itu."
Lalai mengatakan, 11 petugas penjara telah pergi bersama tahanan Taliban yang dibebaskan dan belum terlihat sejak saat itu. "Hal ini menunjukkan bahawa ada kesepakatan yang dibuat untuk membebaskan mereka dan ini merupakan perkembangan yang memalukan bagi semua pasukan keselamatan di dalam dan di luar penjara," kata dia.
Para penderma internasional sudah dua kali menghulurkan dana untuk membangun kembali penjara Sarposa demi meningkatkan standard keselamatan menyusul kes pelarian sebelumnya. Ketika ini penjara itu menampung 2,600 tahanan, dimana sekitar 1,500 orang merupakan pemberontak.
Tahun 2008, militan Taliban menyerang penjara itu. Seorang pembom bunuh diri mengendarai truk penuh bahan peledak ke gerbang penjara. Begitu truk meledak, 30 militan menyerbu masuk. Serangan itu juga menewaskan 15 penjaga dan membebaskan 1.200 tahanan dalam salah satu peristiwa pelarian dari penjara terbesar dalam sejarah modern.
Para petugas dari Kanada membangun kembali penjara itu setelah serangan tahun 2008 tersebut. Mereka membuat dinding dan gerbangnya tak dapat ditembus. Kemudian pada 2011, para pemberontak membuat terowongan di bawah dinding baru itu yang memungkinkan setidaknya 476 tahanan melarikan diri.
Setelah itu, militer AS membantu untuk membangun kembali penjara tersebut. Kasus tahanan kabur tidak terjadi lagi sampai pelarian lewat tipuan yang cerdik pada Selasa lalu itu.
Editor | : Egidius Patnistik |
Sumber | : new york times |
No comments:
Post a Comment