KUALA LUMPUR, KOMPAS.com — Penerbangan MH370
Malaysia Airlines hilang sejak Sabtu (8/3/2014), dan hingga kini
belum ada titik terang keberadaan pesawat itu, apalagi mengenai
penyebabnya. Pencarian menggunakan beragam peranti canggih di Samudra
Hindi juga masih tiada hasil.
Justru, satu misteri lagi muncul, yakni soal perubahan drastis ketinggian pesawat sebelum hilang dari radar. Pertanyaan soal perangkat darurat, bila pesawat mengalami kecelakaan, juga mencuat lagi.
Sumber penerbangan senior Malaysia, seperti dikutip dari CNN, mengatakan bahawa ketinggian pesawat tersebut secara drastis melonjak hingga 39,000 kaki, sekitar 13 kilometer. Ketinggian maksima yang masih boleh ditahan oleh struktur pesawat tersebut adalah 41,000 kaki.
Menurut informasi yang sudah lebih dahulu disampaikan kepada publik, pesawat rute Kuala Lumpur-Beijing ini menyimpang dari jalur yang seharusnya, berbelok ke kiri ketika berada di atas perairan yang masuk wilayah Vietnam. Data baru menunjukkan, sesudah berbelok, pesawat tiba-tiba naik ke ketinggian 39,000 kaki, dan bertahan di ketinggian itu selama sekitar 20 minit.
Ketinggian tersebut, kata sumber CNN
ini, bertahan selama pesawat kembali berada di wilayah udara Malaysia.
Baru sesudah 20 minit, pesawat kembali turun. Pertanyaannya, kenapa
pesawat harus naik sampai ketinggian tersebut?
Empat ELTS
Selain soal perubahan ketinggian tersebut, informasi baru yang terungkap belum lama ini adalah soal empat pemancar darurat posisi pesawat (ELTS) di dalam pesawat Boeing 777-200ER yang hilang. Alat tersebut dirancang untuk mengirimkan isyarat dari lokasi pesawat ke satelit, bila terjadi kecelakaan. Alat itu teraktivasi oleh benturan atau rendaman air.
Empat ELTS di pesawat milik Malaysia Airlines ini berada di pintu depan, di pintu belakang, di dalam kabin, dan di dalam kokpit pesawat. Sumber ini pun mengungkapkan kebingungan para pakar penerbangan tentang bagaimana boleh keempat alat tersebut secara bersama-sama tak aktif, bila memang sejak awal diaktifkan, sampai tak muncul isyarat darurat yang tertangkap satelit.
Keluarga dari 239 penumpang dan awak pesawat sudah menanyakan perihal keanehan ELTS tersebut kepada pihak berkuasa Malaysia. Mereka bahkan memperlihatkan setidaknya ada dua unit portabel dan satu unit yang terpasang di pesawat itu.
Tak ada tanggapan dari Malaysia Airlines soal ELTS ini. Mereka juga menolak menjawab pertanyaan yang diajukan CNN soal ELTS. Mereka berhelah, "Kami tak boleh memberi komentar tentang pertanyaan yang berhubungan dengan informasi yang dimiliki pemerintah dan atau pihak lain di bawah yurisdiki investigasi yang sedang berlangsung."
Pencarian mahal tak kunjung mendapatkan hasil
Sementara itu, pencarian meluas yang teramat mahal tak juga menemukan kembali pesawat itu. Usaha pencarian melibatkan tak kurang dari 11 pesawat militer dan 12 kapal, Sabtu (19/4/2014), di kawasan seluas 50,000 kilometer persegi, berdasarkan keterangan dari Badan Pusat Koordinasi Bersama Australia.
Mantan Managing Director di Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS, Peter Goelz, mengaku tak terkejut dengan perkembangan usaha pencarian sejauh ini. "Ada banyak sumber daya digunakan di sana, tetapi tak ada sesuatu pun yang muncul."
Goelz memperkirakan, usaha pencarian akan berlanjut selama enam sampai delapan minggu ke depan, hanya untuk cakupan wilayah pencarian ketika ini. Bila tetap tak muncul temuan, dia memperkirakan bakal ada barisan sonar yang dilibatkan untuk melacak wilayah pencarian yang lebih luas.
"Ini pencarian yang sangat kompleks," kata Rob McCallum, spesialis pencarian untuk wilayah laut. "Kini, pencarian itu akan menjadi ujian bagi kesabaran." Pada Sabtu pagi, peranti tanpa awak (drone) bawah air, Bluefin-21, menjelajahi dasar Samudra Hindi . Enam misi sudah rampung, dan satu misi lagi masih dijalani.
Martin Dolan, petinggi otoriti transportasi Australia, mengatakan bahawa pencarian bawah laut jangka panjang yang melibatkan kontraktor swasta ini diperkirakan bakal memakan biaya 234 juta dollar AS .
Daftar pertanyaan penumpang
Keluarga para penumpang dan awak pesawat telah menyusun 26 pertanyaan yang ditujukan kepada Pemerintah Malaysia. Daftar ini akan diajukan pada pertemuan yang rencananya akan berlangsung pada minggu depan di Beijing, China, negara asal mayoriti penumpang dan awak kabin.
Isi daftar pertanyaan itu antara lain:
- Apa isi log penerbangan?
- Apakah keluarga penumpang dan awak pesawat dapat melihat catatan pemeliharaan pesawat?
- Dapatkah keluarga penumpang dan awak mendengar rakaman pembicaraan terakhir dari kokpit ke menara pengatur lalu lintas udara?
Pelaksana tugas Menteri Pengangkutan Malaysia, Hishammuddin Hussein, pun pasang badan dalam membela usaha pencarian yang telah dikerahkan oleh pemerintahnya. Dia menuding media terlalu fokus pada keluarga para penumpang dan awak di China.
Menurut Hishammuddin, keluarga penumpang dan awak yang berasal dari negara lain tak mempersoalkan usaha pencarian oleh pemerintahnya. "Bahagian yang tersulit dari situasi penyiasatan ini adalah berurusan dengan keluarga (penumpang dan awak pesawat)," kata dia.
Editor | : Palupi Annisa Auliani |
Sumber | : CNN |
No comments:
Post a Comment