19 Apr 2014
Walk
Of Fame, sebatang jalan tersohor di bilangan industri film Amerika
Seyarikat Hollywood, menjadi salah satu tujuan pelancungan baik pelancung tempatan
maupun manca negara yang datang ke Negara Amerika itu. Sederet nama
pesohor asal Negera Pamaitu itu diabadikan di sepanjang jalan dengan
latar gambar bintang.
Namun ada pemandangan berbeda ketika melintasi Bangunan Kodak Theatre di wilayah itu. Sebuah nama pesohor diabadikan dan satu-satunya berada di dinding, bukan di jalan yang terinjak-injak kaki pendatang. Nama itu milik petinju legendaris Amerika, Muhammad Ali.
Nama Ali mulai dipamer pada 11 Januari 2002. Dia satu-satunya nama mendobrak tradisi Walk of Fame yang berada di Jalan Highland Avenue namun malah ditempatkan di dinding Jalan Hollywood Boulevard 6801 (Kodak Theater).
Bukan tanpa alasan nama Ali ada di dinding. Ini atas permintaannya lantaran dirinya mencantumkan nama Muhammad, nabi terakhir dipercaya menyebarkan Islam sebagai agama bagi seluruh umat manusia. "Saya tidak ingin orang lain tidak menghormati muslim dan menginjak-injak nama Muhammad sembarangan. Lebih baik tak mendapat penghargaan ini dibanding mereka tidak menghargai Muhammad," ujar Ali saat itu seperti dilansir surat khabar the Guardian (11/1/2002).
Ali memang mengubah keyakinannya menjadi Islam pada 1964 dan juga mengganti nama sebelumnya yakni Cassius Clay. Muhammad bagi Ali merupakan junjungan dia yakini mengajarkan kebenaran dan cahaya Islam, jadi dia tidak mungkin mengizinkan orang lain menapaki nama suci itu.
Ali satu-satunya petinju kelas berat yang mampu mempertahankan gelar kejuaraan tinju tiga kali berturut-turut. Menurut catatan pelbagai dokumen, gerakan Ali ringan bagai kupu-kupu namun ketika memukul lawan dia seperti lebah yang menyengat begitu dahsyat.
Dia sudah bersara sangat lama namun belum ada satu pun petinju mampu menyaingi prestasinya di dalam sukan itu. Dia pernah dinobatkan sebagai petinju sepanjang masa oleh majalah bergengsi khusus tinju, Ring.
Ali mewariskan bakat tinjunya pada sang anak, Laila. Sama dengan sang ayah, Laila bercita-cita menjadi perempuan muslim pertama yang menjadi juara tinju dunia.
Merdeka.com
No comments:
Post a Comment