Sunday, October 26, 2014

Aksi Heroik Guru Wanita Melawan Penembak Pelajar

  26 Oktober 2014
 
Telegraph.co.uk Megan Silberberger

KOMPAS.com - Korban penembakan di sebuah sekolah di Amerika Syarikat boleh bertambah jika tidak ada aksi heroik seorang guru muda, Megan Silberberger. Wanita berusia 24 tahun ini menyabung nyawa dengan melawan pelaku penembakan, Jaylen Fryberg (15).

Sebelumnya diberitakan, remaja Jaylen Fyrberg menembaki siswa di kantin sekolah Marysville-Pilchuck di Negara  Washington, Amerika Syarikat, Jumaat (23/10/2014) waktu setempat. Dalam insiden itu, dua orang terbunuh dan empat cedera  parah. [Selengkapnya baca: Penembakan di Kantin Sekolah AS, Dua Orang Tewas]

BBC Indonesia Penembakan yang terjadi di Marysville Pilhuck High School melukai empat orang siswa.
The Telegraph melaporkan, berdasarkan saksi  , saat penembakan itu berlangsung, Megan melangkah dengan tenang menghampiri pelaku yang sedang mengisi ulang   senjatanya dengan peluru. Megan kemudian meraih tangan pelaku.


"Saya yakin dia (Megan Silberberger) pahlawan sejati. Dia lah yang mencengkram tangan pelaku bersenjata," jelas Erick Cervantes kepada wartawan televisyen  tempatan  seperti yang dikutip The Telegraph.

Saat itu, lanjut Erick, pelaku sedang mengisi ulang senjatanya, lalu muncul Megan berdiri di hadapannya. Pelaku pun menodongkan senjata ke arah Megan. Namun Megan segera menepisnya. Pelaku kemudian menembak lehernya sendiri, lalu tumbang.

"Kejadian itu bukanlah satu perkelahian. Dia (Megan) hanya mencengkram tangannya (pelaku), dan itu bertahan seperti dua detik, dan saya mendengar lagi suara tembakan," kata Erick, saksi   yang pertama kali menghubungi 911 dalam insiden penembakan itu.

Penembakan itu menyebabkan 2 orang terbunuh  dan empat cedera parah. Korban luka adalah Shaylee Chuckulnaskit, Gia Soriano, Andrew Fryberg dan Nate Hatch. Menurut laporan media tempatan, Andrew Fryberg dan Nate Hatch merupakan sepupu dari pelaku. Sementara korban yang terbunuh adalah pelaku sendiri dan satu lagi masih belum jelas identitinya.
Editor : Farid Assifa
Sumber: The Telegraph

No comments:

Post a Comment