Tuesday, April 21, 2015

Ada Aplikasi Telepon Untuk Menyewa Tukang Pukul

Selasa, 21 April 2015
 
Shanghaiist Ilustrasi.

BEIJING - Aplikasi apa yang biasa terdapat dalam telepon pintar anda? Mungkin yang paling banyak digunakan adalah aplikasi chatting semacam WhatsApp atau mungkin juga aplikasi soal kondisi lalu lintas atau cuaca.

Di China, pengguna telepon pintar boleh memiliki sebuah aplikasi penyewaan "preman" untuk memukul  seseorang. Aplikasi itu bernama Didi Da Ren atau jika diterjemahkan secara bebas berarti "Didi Memukul Orang".

Laman  berita Want China Times melaporkan, pengguna aplikasi ini boleh mengunggah iklan untuk mencari tukang pukul. Mereka yang termasuk "tukang pukul" menurut kriteria aplikasi ini adalah para pelatih bina badan/ tinju mantan tentera, anggota geng, dan para penjahat lainnya.

Konsep aplikasi ini, menurut Want China Times, muncul dari sebuah acara bincang-bincang online yang sebenarnya hanya untuk gurauan belaka. Namun, celakanya apa yang mulanya adalah sebuah gurauan akhirnya menjadi kenyataan.

Seorang jurnalis di kota Kunming mencuba menyiasat kebenaran aplikasi ini. Dia memasukkan daftar palsu orang-orang yang menjadi incarannya ke aplikasi tersebut.

Tak lama kemudian, jurnalis itu menerima nombor telepon seorang "preman" asal Shanghai.  Lelaki itu mendakwa boleh   mengirim siapa pun ke rumah sakit dengan level "kerosakan" sesuai dengan harga yang disepakati.

Lelaki  yang mengaku preman itu meletak harga antara 30-80 dollar AS dan meminta foto sang calon korban. Lelaki itu mengatakan jasanya harus dipesan setidaknya dua hari sebelumnya dan pembayaran dilakukan secara online setelah tugas selesai dilaksanakan.

Aplikasi ini akhirnya dihapus dari App Store. Namun, laman Qihoo 360 melaporkan, aplikasi penyewaan jasa tukang pukul itu sudah diunduh sebanyak 40,000 kali.

Perusahaan yang mengembangkan aplikasi tersebut, Changsa Zhang Kong Information Technologi Ltd, menegaskan mereka tak bermaksud membuat aplikasi untuk sesuatu jenayah yang terorganisasi.

|Pengurusan perusahaan ini sudah memerintahkan para staf untuk secara manual menghapus semua kontrak "pemukulan" yang sudah masuk ke aplikasi tersebut.
Editor : Ervan Hardoko
Sumber: shanghaiist
KOMPAS.com —

No comments:

Post a Comment