1/10/16
GENEVA - Pertempuran di Aleppo timur, Syria, sejak 23 September hingga Jumaat (30/9/2016) telah menyebabkan 338 orang terbunuh, termasuk 106 kanak-kanak.
Pertempuran di wilayah yang terkepung itu juga telah mencederakan 846 orang, termasuk 261 kanak-kanak, seperti dilaporkan Reuters mengutip keterangan Organisasi Kesihatan Dunia (WHO).
"Kami minta empat hal, yakni hentikan pembunuhan, hentikan serangan
terhadap layanan kesihatan, biarkan mereka yang sakit dan terluka
keluar, dan biarkan bantuan masuk," kata Rick Brennan.
Brennan adalah pegawai tinggi WHO yang menangangi risiko darurat dan
bantuan kemanusiaan. Keterangan Brennan itu disampaikan sidang PBB di
Geneva, Swiss, Jumaat.
Menurut Brennan, situasi di Aleppo timur yang dikuasai oleh pasukan pemberontak yang memerangi tentera Presiden Bashar al-Assad, sangat tidak
dapat diperkirakan.
Pasukan Rusia dan Syria telah meningkatkan serangan untuk merebut
kembali kawalan di daerah yang diduduki pemberontak di Aleppo, ibu kota
Provinsi Aleppo yang juga kota terbesar kedua di Syria.
Brennan mengatakan, ia tidak memiliki jumlah detail tentang kondisi
warga yang terluka. Namun, menurutnya sudah jelas apa yang akan
terlihat di depan mata.
"Akan ada orang yang luka kerana pecahan peluru, kerana ledakan, terbakar, luka yang menembus kepala, dada dan perut,” ujarnya.
Brennan menambahkan, “Akan ada orang yang bahagian-bahagian tubuhnya
terpotong, yang mengalami patah tulang. Jenis-jenis luka sangat bisa
diperkirakan."
Pegawai WHO itu mengungkapkan hal itu berdasarkan ratusan serangan
serupa sebelumnya, yang berdampak sangat fatal bagi warga, termasuk
warga awam tak bersalah.
Menurutnya, dalam kondisi seperti itu, sudah tidak ada rumah sakit yang boleh menampung ratusan pesakit pada saat yang bersamaan.
Terutama lagi setelah Rusia dan Syria melancarkan serangan udara
terbaru pada minggu ini, yang menyebabkan dua rumah sakit besar di Aleppo
timur tidak beroperasi.
Brennan mengatakan, WHO sebelumnya memiliki stok bantuan untuk 140,000 orang.
Stok tersebut untuk keperluan selama beberapa mingggu, namun situasi
keselamatan menyukarkan peralatan-peralatan medis yang sangat diperlukan
untuk dapat masuk ke kota itu.
Brennan juga ditanya wartawan, apakah WHO memiliki izin dari Damaskus
untuk mengirim bantuan peralatan medis jika situasi keselamatan
memungkinkan?
Ia mengatakan, negosiasi untuk mendapatkan akses masih terus
berlangsung dan ia telah bertemu dengan wakil menteri kesehatan Syria minggu lalu.
"Mereka menyedari bahwa situasinya sangat mendesak," katanya seperti dilaporkan Reuters.
Brennan juga mengatakan, WHO sebelumnya telah bertemu dengan para
pegawai Rusia dan menerangkan dengan "sangat, sangat jelas" bahwa
evakuasi perlu dilakukan dan serangan-serangan harus dihentikan.
"Menurut saya, komunikasi masih tetap berjalan dan kami telah bertukar fikiran dalam beberapa hari terakhir ini," katanya.
Kompas: KOMPAS.com
No comments:
Post a Comment