Friday, July 14, 2017

China Dikritik setelah Liu Xiaobo Meninggal dalam Status Tahanan

14/07/2017
Liu Xiaobo (kiri) tampil dalam foto bersama istrinya Liu Xia (kanan)
Liu Xiaobo (kiri) tampil dalam foto bersama isterinya Liu Xia (kanan)(EPA)
SHENYANG  –  Para pemimpin dunia menyuarakan keprihatianan terhadap China dan ada juga yang mengkritik Beijing, setelah Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian, Liu Xiaobo, meninggal dunia dalam tahanan di bawah pengawasan rumah sakit, Khamis (13/7/2017).

China menanggung "tanggung jawab berat" atas kematian Liu yang meninggal kurang dari dua bulan setelah lelaki berusia 61 tahun itu dipindahkan dari penjara ke rumah sakit, demikian Komite Nobel di Norway, seperti diberitakan AFP, Jumaat (14/7/2017).

Komite Nobel mengatakan keprihatian dan kekecewaannya.  "Kami merasa sangat terganggu  kerana Liu Xiaobo tidak dipindahkan ke fasiliti di mana dia dapat menerima  rawatan  perubatan yang memadai sebelum dia sakit parah."
Liu berstatus sebagai tahanan di bawah pengawasan ketat rumah sakit di China sampai ia menghembuskan nafas terakhirnya.

Beijing tak memenuhi keinginan terakhir keluarga untuk merawat Liu di luar negeri, dan bahkan membatasi para penjenguknya di sebuah rumah sakit di Shenyang, China.

Kelompok HAM internasional, pemerintah Barat, dan aktivis China telah mendesak pihak berwenang untuk membebaskan Liu dan mengkabulkan keinginan terakhirnya untuk dirawat di luar negeri.
Namun, China tetap memperlakukannya sebagai tahanan yang tidak boleh dibawa keluar negera.

Kanselir Jerman Angela Merkel memuji Liu sebagai pejuang HAM paling berani dan menyatakan kekecewaan kepada Beijing kerana tidak mengizinkan Liu berubat di Jerman.
Menteri Luar Negera Britain, Boris Johnson mengatakan, China salah besar tidak mengizinkan Liu dirawat di luar negera.

Menteri Luar AS Rex Tillerson meminta China untuk membebaskan janda Liu, yang telah menjalani tahanan rumah sejak 2010.
Tillerson meminta pemerintah China di Beijing agar membebaskan Liu Xia, isteri Liu, dan mengizinkan dia meninggalkan China di samping menyatakan duka cita di rumah sakit.

Dari Perancis, Menteri Luar Negeri Jean-YvesLe Drian menyampaikan pesan, "Walau masa panjang penahanan dan untuk lebih dari 30 tahun, dia – dengan keberanian – tetap tidak pernah berhenti membela hak-hak dasar dan kebebasan berbicara.”

Setiausaha PBB, Antonio Guterres mengatakan bahwa dia "sangat sedih" namun menahan diri untuk tidak mengkritik China yang menolak mengizinkan peraih Nobel tersebut berubat ke luar negeri.

Liu menjadi peraih Nobel Perdamaian Nobel pertama yang meninggal dalam tahanan sejak Carl von Ossietzky dari Jerman pada tahun 1938, yang telah ditahan Nazi.
 Sumber:Kompas.com

No comments:

Post a Comment