Tuesday, July 26, 2011

Hamza Kanak-Kanak 13 Tahun, Syahid - Dibunuh Kejam.


Foto Hamza menunjukkan raut wajah yang lembut, tanpa dosa, pipinya tembam. Namun, meski sudah dimandikan dan ditaburi kelopak bunga mawar, tanda-tanda kekerasaan tidak boleh disembunyikan di tubuhnya.

Peluru menembusi badannya, lehernya patah, lututnya lepas dan alat vitalnya dibuang. Anak itu bernama Hamza Ali al-Khateeb, 13 tahun. Ia meninggal sebagai syahid.

Hamza adalah korban termuda penindasan kejam tentera Suriah terhadap para demonstran yang mencuba menggulingkan Presiden Bashar al-Assad.

Keluarganya belum mahu berkomentar soal nasib tragisnya, namun, mereka menyiarkan rakaman mayatnya di YouTube, lengkap dengan keterangan terperinci luka-luka mengerikan di tubuhnya. Karena itulah, ayah Hamza ditahan pihak berkuasa minggu lalu. Hingga kini tidak diketahui di mana dia berada.

Dalam video tersebut ditunjukkan, dua peluru menembus dua lengan Hamza sampai dada. “Lihat bukti-bukti kekejaman ini, kata narator video itu. “Lihat memar di wajahnya.”

Hamza ditangkap tentera dalam satu aksi protes di Jiza, sebuah desa di wilayah yang membangkang, Dar’a di Suriah, 29 April 2011 lalu. Selama berbulan-bulan keluarganya menunggu dia pulang, sembari dilanda kecemasan, nasib apa yang akan menimpanya.

Hamza akhirnya pulang. Tanpa nyawa. Keluarganya makin miris melihat tubuhnya yang rusak — bukti kekejaman yang dialaminya. Di tengah luka-luka api rokok, terlihat juga dua luka akibat tertembus peluru. Namun, tak pasti apa yang membuat nyawanya melayang.

Tak hanya keluarganya yang berduka, masyarakat pun terluka. Tak heran, jika kemudian kanak-kanak ini menjadi simbol kekuatan  pemberontakan di Suriah.

Ribuan penunjuk perasaan yang turun ke jalan Kota Damaskus yang sebelumnya dilumuri darah, meneriakkan namanya. Sementara, anak-anak di Aleppo memanjat atap-atap rumah untuk merayakan ‘Hari Hamza’.

Tak hanya itu, di Kota Hama, 116 batu dari ibu kota, kerumunan besar demonstrasi memenuhi alun-alun utama kota, membawa foto Hamza.

Video kematian Hamza yang menyebar di internet dan kemudian disiarkan di stesyen televisyen, Al Jazeera — membuat kemarahan rakyat Suriah makin bergolak.

Di laman jejaring sosial, muncul grup ‘We are all Hamza Ali al-Khateeb, the Child Martyr’ atau ‘Kami Semua adalah Hamza Ali al-Khateeb, kanak-kanak yang Menjadi Syahid. Grup ini sudah menjaring 58,000 like, sementara versi Bahasa Inggerisnya meraup 3,000 penyokong-like.

Radwan Ziade, aktivis hak asasi manusia yang kini hidup dalam pelarian mengatakan pada Washington Post, Hamza adalah simbol Revolusi Suriah. “Kematiannya adalah tanda kekejaman sadistis rezim Assad dan tenteranya,” kata dia.

“Kekejaman, penyiksaan, adalah hal yang biasa di Suriah. Ini bukan hal baru atau aneh. Tapi yang membuat Hamza spesial, ia tewas mengenaskan di usia 13 tahun. Ia masih anak-anak.”

Gejolak penggulingan President Bashar al-Assad kini memasuki minggu ketujuh. Jurnalis asing dilarang keras masuk ke negara itu. (vivanews)


No comments:

Post a Comment