Monday, September 19, 2011

Kisah Kembar Siam Lelaki Perempuan Hidup Bersama 50 Tahun

Ketika Lori berkencan dan bercinta, George akan setia menunggu sambil membaca buku.

19 September 11
Kembar siam George dan Lori Schappell (the sun)

VIVAnews - Kembar siam George dan Lori Schappell telah menantang prediksi doktor. Dengan setengah jidat dan satu mata menempel, mereka masih boleh tersenyum gembira merayakan ulang tahun ke-50.

Mereka menandai hari bahagia itu dengan melakukan perjalanan ke London. "Saat kami lahir, doktor memprediksi usia kami tak sampai 30 tahun, kami belajar banyak dan kami ingin melanjutkan hidup," kata Lori, seperti laporan dari The Sun.

Mereka bertahan hidup selama 50 tahun dengan begitu banyak perbedaan. George yang mulanya bernama Dori memutuskan hidup sebagai laki-laki. Sementara Lori hidup sebagai wanita yang menjalin hubungan dengan seorang lelaki. Lori beberapa kali memenangi kejuaran bowling, sedangkan George kerap tampil sebagai penyanyi country.

Lori terlahir dengan kondisi tubuh yang mampu tumbuh dengan baik. Sementara George menderita spina bifida yang membuatnya harus duduk di kursi roda untuk membantu mobilitasnya. Dengan keadaan kepala bersatu, Lori selalu membantu George mendorong kerusi roda untuk beraktiviti bersama.

"Kebanyakan orang tidak percaya, tapi kami memiliki kehidupan yang sangat normal," kata George. "Kami boleh bepergian, merapikan apartmen sendiri, bahkan Lori punya kekasih. Tak ada yang boleh menghalangi kami melakukan yang kami mau."

Kehidupan mereka harmonis dan saling mendukung. Ketika Lori berkencan, George akan setia menunggu sambil membaca buku. Lori pun tak ragu berciuman dan bercinta dengan pasangannya. "Aku kehilangan keperawananku ketika usia 23 tahun," kata Lori.
Kembar siam George dan Lori Schappell Kembar siam George dan Lori Schappell
Kembar siam asal Pennsylvania, Amerika Syarikat ini lahir dengan 30 persen jaringan lobus frontal otak menyatu dan pembuluh darah kritis. Keadaan  itulah yang membuat mereka tak dapat dipisahkan melalui pembedahan.

Mahkamah kemudian memutuskan bahawa orangtua mereka tidak boleh menjaga mereka. Mereka kemudian ditempatkan di sebuah lembaga kesihatan, di mana majoriti pesakitnya menderita cacat mental yang parah. "Sama sekali tidak ada yang salah dengan kita, selain dari fisikal."

Ketika menginjak usia 21 tahun, mereka berjuang melawan hukum untuk mendapat hak pendidikan. Mereka menang, dan Lori boleh  mengambil pendidikan sekretaris. "Kami harus buktikan kami boleh hidup sendiri dan kami akhirnya diizinkan untuk menjadi independen."

Di apartmennya, mereka memiliki dua kamar tidur dengan interior sesuai kepribadian masing-masing. Mereka menempati kamar itu bergantian setiap malam. "Kamarku lebih girly dan mencerminkan kepribadian saya, sementara George memasang banyak poster musik di kamarnya."

Hingga empat tahun lalu, George hidup sebagai wanita. Namun, pergolakan batin membuatnya berani mengambil keputusan hidup sebagai lelaki. "Itu sangat sukar, tapi aku semakin tua dan aku tidak ingin hidup dalam kebohongan. Aku tahu aku harus menjalani hidupku seperti yang kuinginkan."

No comments:

Post a Comment