Friday, November 7, 2014

Kedai telepon yang suka buli pelancung dipermalukan publik Singapura

6/11/14

Toko suka 'getok' turis dipermalukan publik Singapura
Toko suka 'getok' pelancung asing di Singapura. ©2014 Merdeka.com
Publik Singapura belum berhenti marah pada kelakuan beberapa pedagang nakal di Mall Slim Lim Square. Insiden kios Mobile Air memaksa pelancung asal Vietnam membayar iPhone 6 lebih dari harga sepatutnya dengan trik mewajibkan ongkos garansi, dianggap memalukan negara mereka. Apalagi kejadian itu menimpa pelancung asing, yang boleh mengancam sektor pelancungan negara kota tersebut.

Stesyen televisyen Channel News Asia, Khamis (6/11), melansir di media sosial, pemilik Mobile Air - Jover Chew - dipermalukan habis-habisan. Fotonya sedang bertelanjang   disebar di Facebook oleh Akaun SMRT.

Beberapa pengguna media sosial pun sengaja mengirim pizza ke alamat rumahnya, sebagai bahan olok-olok. Nombor teleponnya dan nombor KTP-nya pun disebar, disertai ajakan supaya warga Singapura ramai-ramai mengecam.

Kemarahan muncul, ketika insiden Pham Van Thoai terungkap media awal minggu ini. Pelancung malang itu bersama pacarnya membeli telepon pintar buatan Apple itu dengan harga normal USD 950  . Tapi, kerana tidak boleh  berbahasa Inggeris, dia dipaksa pegawai Mobile Air menandatangani dokumen, isinya mewajibkan Pham membayar garansi USD 1,500. Kalau tidak dibayar tunai, telepon itu tak boleh dia bawa pulang.

Tahu dirinya dikerjai, Pham sampai menangis dan bersujud minta wangnya dikembalikan. Di negaranya, lelaki itu cuma bekerja sebagai pegawai kilang. Ditangani Asosiasi Konsumen Singapura (CASE), lelaki Vietnam itu mendapat pengembalian wang USD 400.

Publik Singapura makin marah kerana lembaga pemerintah itu dianggap bersikap lembek. Padahal Mobile Air tercatat sudah 25 kali mendapat keluhan konsumen selama Ogos-Oktober 2014.

Gabriel Kang, seorang pengusaha dan pengguna medsos, kelmarin melansir kempen online. Dia menggalang dana agar Pham mendapat telepon baru.
"Dia sudah diperlakukan tidak adil. Kami ingin membelikannya telepon baru sesuai tujuan awalnya berbelanja di Singapura," tulis Kang. Hingga berita ini dilansir, wang yang terkumpul dari publik mencapai hampir USD 10 ribu. Tentu lebih dari cukup untuk membeli satu unit iPhone 6.

Dihubungi terpisah, Pham tidak ingin memperpanjang masalah. Sengketa dengan Mobile Air membuatnya rugi USD 550. Tapi wang itu sudah diganti seorang pengusaha yang membaca cerita pilunya.

"Terima kasih kepada warga Singapura yang ingin mengganti wang saya. Tapi saya hanya akan menerima wang sesuai jumlah kerugian," kata Pham.
Beberapa toko di Mall Slim Lim ditengarai sering nakal pada pelanggan. Direktur Eksekutif CASE Seah Seng membenarkan bahawa selain Mobile Air, ada beberapa toko yang merugikan konsumen, termasuk pelancung asing.

"Jika publik Singapura sekarang marah memang amat wajar. Para pedagang seharusnya tahu risikonya (berjualan tidak jujur)," kata Seah.
Adapun CASE tidak boleh melarang praktik lancung itu. Alasannya, beberapa trik pedagang di Mal Slim Lim memang sesuai koridor hukum.
sumber:merdeka.com

No comments:

Post a Comment