Thursday, November 6, 2014

Kesian sungguh pelancung ini terpaksa berlutut untuk minta balik wangnya di kedai telepon Singapura

 6 November 2014

Batal beli iPhone 6,  pelancung ini berlutut agar kedai Telepon Singapura kembalikan wangnya

   
LIANHE ZAOBAO Pham Van Thoai, seorang pekerja kilang dari  Vietnam, yang merasa dianiayai ketika berniat membeli sebuah iPhone 6 di Singapura.

SINGAPURA, KOMPAS.COM — Niat seorang pelancung Vietnam untuk memberi hadiah ulang tahun berupa sebuah iPhone 6 kepada kekasihnya ketika keduanya melancong di Singapura berantakan, bahkan berakhir pilu.

Ketika berbelanja di Sim Lim Square di  kota Singapura itu, lelaki  Vietnam bernama Pham Van Thoai   bukannya mendapatkan telepon pintar incarannya. Dia malah kehilangan wangnya, yang nilainya lebih dari tiga bulan gajinya, setelah membatalkan pembelian yang menurut pihak kedai itu  sudah disepakati.

Insiden tersebut merupakan sengketa terbaru yang melibatkan sebuah kedai ponsel di tempat itu, yang sebelumnya menjadi berita utama di negara tersebut setelah dilaporkan mengembalikan wang pelanggan dalam bentuk wang koin sejumlah 1,010 dollar Singapura .

Straitstimes online, Selasa (4/11/2014), melaporkan bahawa Pham, seorang pekerja kilang, sangat putus asa sampai harus berlutut ketika memohon kepada pekerja kedai itu agar mengembalikan wangnya yang diperolehnya dengan susah payah. Namun, dia hanya mendapatkan kurang dari separuh dari apa yang telah dibayarkannya.

Ceritanya bermula saat Pham, yang sedang berlibur dengan pacarnya di Singapura, ingin memberi pacarnya itu iPhone terbaru sebagai hadiah ulang tahun. Dia menyerahkan wang 950 dollar Singapura   untuk mendapatkan sebuah iPhone 6 di Mobile Air. Dia sudah hendak meninggalkan kedai ketika pegawai kedai memintanya untuk membayarw ang tambahan 1,500 dollar sebagai biaya garansi. Pham terkejut. Ia tidak bersedia dan membatalkan pembelian. Namun, pihak toko mengatakan,w ang yang dibayarkan tidak dapat dikembalikan kesemua.

Lelaki 30 tahun itu membeberkan perincian kes itu kepada wartawan akhbar lokal berbahasa China, Lianhe Zaobao, pada hari Isnin. "Saya hanya seorang pekerja kilang, dengan penghasilan sekitar 200 dollar Singapura   sebulan. Angka 950 dollar Singapura merupakan upah untuk beberapa bulan. Itu merupakan harga yang besar buat saya. Saya benar-benar sedih," katanya.

Dia mengatakan, dirinya telah diminta untuk menandatangani sebuah perjanjian, tetapi tidak menelitinya kerana bahasa Inggerisnya tidak begitu bagus, dan dia berfikir Singapura merupakan tempat yang aman untuk berbelanja. "Ketika mereka bertanya, apakah saya ingin garansi satu tahun atau dua tahun, saya berasumsi bahawa garansi satu tahun itu gratis, jadi saya jawab satu tahun. Dia tidak mengatakan saya harus membayar," katanya kepada Zaobao.

Dia diberi tahu bahawa jika dia tidak membayar garansi, dia tidak boleh membawa telepon itu.

Pham mengatakan, dia sampai berlutut dan memohon agar wangnya dikembalikan, tetapi mereka hanya mentertawakannya. Mereka akhirnya sepakat untuk mengembalikan 600 dollar Singapura kepadanya, tetapi kekasihnya menolak untuk pergi tanpa baki wang itu dan kemudian menelepon polis .

Ketika polis  tiba, staf Mobile Air mengatakan, Pham telah menandatangani perjanjian dengan mereka dan menawarkan untuk mengembalikan wangnya hanya 70 dollar Singapura.

Setelah ada intervensi dari Asosiasi Konsumen Singapura (atau Case), dia mendapat pengembalian sebesar 400 dollar Singapura, tetapi masih berbaki sebesar 550 dollar Singapura.

"Saya akan pulang dalam dua hari, dan saya tidak ingin ada masalah, jadi saya memutuskan untuk menerima pengembalian parsial itu," kata Pham. Dia menambahkan, dirinya tidak yakin Case akan boleh mendapatkan pengembalian penuh dari dananya itu.

Mobile Air menjadi berita utama di Singapura pada minggu lalu kerana membayar wang 1,010 dollar dalam bentuk wang koin kepada seorang wanita yang telah memenangkan klaim terhadap kedai  itu di Small Claims Tribunal.
Editor : Egidius Patnistik
Sumber: straitstimes.com

No comments:

Post a Comment