Monday, December 14, 2015

Dipenjara 32 tahun kerana tekan 'like' di FB pada gambar Photoshop raja

14/14/15

Pria ini divonis penjara 32 tahun hanya karena beri 'jempol' di FB
Thanakorn Siripaiboon, pengkritik kerajaan Thailand diculik tentera. ©2015 Merdeka.com
 
Lelaki Thailand berusia 27 tahun dimasukkan ke penjara, hanya kerana memberikan 'jempol' (ibu jari) pada sebuah unggahan foto di media sosial Facebook. Lelaki   itu bernama Thanakorn Siripaiboon, seorang mekanik bengkel   motorsikal

Diketahui foto tersebut adalah gambar Sri Rama (Raja) Thailand, Bhumibol Adulyadej, yang diedit sedemikian rupa. Gambar hasil photoshop tersebut dianggap menghina sang raja. Merujuk peraturan Negara Gajah Putih itu, yang digelar  Lese Majeste, siapapun dianggap menjatuhkan kehormatan sang raja akan dihukum minimal 15 tahun penjara.

Dalam kes Siripaiboon, kerana dianggap aktif mendiskreditkan raja, maka hakim menjatuhkan hukuman penjara  vonis 32 tahun.

"Tanggal Dua Desember lalu, (Siripaiboon) menekan tombol 'like' pada gambar photoshop sang raja yang dibahagikan kepada 608 teman Facebook miliknya," ujar Kolonel Burin Thongrapai, pegawai legal untuk junta tentera, seperti dikutip Metro.co.uk, Sabtu (12/12).
Perayaan ulang tahun Raja Bhumibol Adulyadej Reuters
"Thanakorn sekarang berada di bawah pengamanan tentera, kondisinya sejauh ini baik dan dalam keadaan sehat," dakwa jurucakap Junta Militer.

Dibanding foto yang menghina raja, Jurucakap Human Rights Watch Asia, Brad Adams, meyakini Thanakorn 'dijemput' tentera kerana aktif mengkritik dugaan korupsi pemerintah. Salah satu gambar yang banyak dibahagikan di FB  mekanik itu adalah grafik aliran wang pembangunan Taman Rajabhakti di Ibu Kota Bangkok, yang dipercayai melibatkan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha.

"Kami khuatir nasib Thanakorn akan berakhir buruk. Dua orang pengkritik pemerintah lainnya sebelum ini ditemukan mati  dalam tahanan," kata Adams.
Hukuman berlebihan pada tersangka penghina keluarga kerajaan seperti ini merupakan praktik yang biasa terjadi, sejak militer mengkudeta pemerintah tahun lalu.

Koalisi Peguam HAM di Thailand mengaku tidak boleh berbuat apapun untuk warga yang dituntut dengan jeratan hukum Lese Majeste. "Kami bahkan tidak tahu dia ditahan di penjara mana," kata juru cakap pasukan peguam HAM Thailand.
 
Merdeka.com

No comments:

Post a Comment