Selasa, 15 Desember 2015
Cuplikan video berjudul Welcome To Canada Syrian Refugees di YouTube yang viral di internet.
Ada kisah yang mengharukan ketika
sekelompok anak-anak sekolah Kanada menyanyikan senandung Islami,
Thola'al Badru 'Alaina, untuk menyambut kedatangan para pengungsi Syria
di negara mereka.
Lantunan pujian yang di Indonesia biasa disebut Shalawat Badar itu disebarkan di dunia maya, dan menjadi viral. Masalahnya, kisah itu tidak sepenuhnya benar.
Awalnya, video dimuat turun di jejaring Facebook, tetapi mendapat perhatian besar di media setelah diunggah di YouTube pada Jumaat lalu, dengan judul, "Selamat datang di Kanada pengungsi Syria."
Dalam keterangan video itu disebutkan bahawa lagu yang dinyanyikan paduan suara anak-anak tersebut pernah digunakan untuk menyambut Nabi Muhammad ketika datang ke Madinah.
Video itu kemudian ditonton lebih dari 830,000 kali dalam tiga hari.
Sejumlah media mengambil keterangan dalam video YouTube itu dan mengatakan bahawa lagu itu digunakan untuk menyambut pengungsi.
Tapi kenyataannya, video itu diambil satu minggu sebelum gelombang pengungsi Syria pertama datang di Toronto pada 11 Desember 2015. Mungkin ini latihan
Lantunan pujian yang di Indonesia biasa disebut Shalawat Badar itu disebarkan di dunia maya, dan menjadi viral. Masalahnya, kisah itu tidak sepenuhnya benar.
Awalnya, video dimuat turun di jejaring Facebook, tetapi mendapat perhatian besar di media setelah diunggah di YouTube pada Jumaat lalu, dengan judul, "Selamat datang di Kanada pengungsi Syria."
Dalam keterangan video itu disebutkan bahawa lagu yang dinyanyikan paduan suara anak-anak tersebut pernah digunakan untuk menyambut Nabi Muhammad ketika datang ke Madinah.
Video itu kemudian ditonton lebih dari 830,000 kali dalam tiga hari.
Sejumlah media mengambil keterangan dalam video YouTube itu dan mengatakan bahawa lagu itu digunakan untuk menyambut pengungsi.
Tapi kenyataannya, video itu diambil satu minggu sebelum gelombang pengungsi Syria pertama datang di Toronto pada 11 Desember 2015. Mungkin ini latihan
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau (kiri) menyambut Madeleine
Jamkossian dan ayahnya Kevork Jamkossian, pengungsi gelombang pertama
dari Syria pada Jumaat (11/12/2015).
Video
asli di Facebook diunggah pada 3 Desember 2015 oleh seorang ibu
berdarah Arab-Kanada, Dima Kilani. Anaknya yang berusia 10 tahun ikut
bernyanyi dalam paduan suara itu di Ottawa.
"Idea di balik ini adalah ingin mengajak orang dari latar belakang yang berbeda untuk bersama-sama mempromosikan budaya inklusif Kanada," kata Kilami kepada BBC Trending.
"Ini mungkin bukan tentang pengungsi, tetapi memiliki sentimen yang sama yaitu optimisme dan kebahagiaan," ujarnya.
Kilani mengatakan tidak mengejutkan bahawa orang-orang mengira itu adalah video untuk pengungsi, mengingat Kanada memang negara yang terbuka menerima orang-orang dari berbagai latar belakang.
"Ketika Natal, penampilan paduan suara tidak pernah hanya menyanyikan lagu Kristiani," katanya. "Mereka selalu mencuba menyisipkan lagu dari budaya dan agama yang berbeda."
Bukan tentang pengungsi
Pengarah paduan suara itu Robert Filion mengatakan kepada Buzzfeed bahawa dia telah lama ingin memasukkan lagu Islami dalam penampilan paduan suara sekolahnya.
"Bagi kami, ini tidak ada hubungannya dengan krisis pengungsi Syria atau hal lain yang terjadi di dunia saat ini," kata Robert Filion.
Tetapi sebelumnya seorang jurucakap sekolah sempat mengatakan kepada beberapa media bahawa lagu ini dinyanyikan untuk menyambut pengungsi.
Kekeliruan ini mungkin bertambah besar kerana video itu diunggah di YouTube pada hari yang sama ketika Perdana Menteri Justin Trudeau menyambut sekelompok pengungsi Syria.
Trudeau mengatakan bahawa negaranya menunjukkan pada dunia bagaimana Kanada membuka hati bagi para pengungsi.
Pemerintah Kanada telah berjanji akan menerima 25,000 pengungsi hingga akhir Februari.
"Idea di balik ini adalah ingin mengajak orang dari latar belakang yang berbeda untuk bersama-sama mempromosikan budaya inklusif Kanada," kata Kilami kepada BBC Trending.
"Ini mungkin bukan tentang pengungsi, tetapi memiliki sentimen yang sama yaitu optimisme dan kebahagiaan," ujarnya.
Kilani mengatakan tidak mengejutkan bahawa orang-orang mengira itu adalah video untuk pengungsi, mengingat Kanada memang negara yang terbuka menerima orang-orang dari berbagai latar belakang.
"Ketika Natal, penampilan paduan suara tidak pernah hanya menyanyikan lagu Kristiani," katanya. "Mereka selalu mencuba menyisipkan lagu dari budaya dan agama yang berbeda."
Bukan tentang pengungsi
Pengarah paduan suara itu Robert Filion mengatakan kepada Buzzfeed bahawa dia telah lama ingin memasukkan lagu Islami dalam penampilan paduan suara sekolahnya.
"Bagi kami, ini tidak ada hubungannya dengan krisis pengungsi Syria atau hal lain yang terjadi di dunia saat ini," kata Robert Filion.
Tetapi sebelumnya seorang jurucakap sekolah sempat mengatakan kepada beberapa media bahawa lagu ini dinyanyikan untuk menyambut pengungsi.
Kekeliruan ini mungkin bertambah besar kerana video itu diunggah di YouTube pada hari yang sama ketika Perdana Menteri Justin Trudeau menyambut sekelompok pengungsi Syria.
Trudeau mengatakan bahawa negaranya menunjukkan pada dunia bagaimana Kanada membuka hati bagi para pengungsi.
Pemerintah Kanada telah berjanji akan menerima 25,000 pengungsi hingga akhir Februari.
Youtube/ Merdeka.com
No comments:
Post a Comment