Fabienne Kabou, wanita 39 tahun di Perancis,
dijatuhkan hukuman penjara 20 tahun lantaran dia membiarkan puterinya,
Adelaide yang berusia 13 bulan tenggelam kerana laut pasang.
Akhbar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (25/6), dalam perbicaraan dia mengatakan dirinya sedang dalam keadaan disihir ketika melakukan itu. Dia mengaku membunuh anaknya itu semudah seperti pergi berbelanja.
Kabou mengatakan dia mencari tahu lebih dulu bila masa air laut pasang sebelum meninggalkan anaknya di pantai Berck-sur-Mer.
Di mahkamah perempuan yang disebut peguamnya itu mengatakan dia tidak punya penjelasan lain selain dirinya diguna-guna.
"Tak ada yang masuk akal dalam cerita ini. Buat apa saya menyiksa diri, membohongi diri, dengan membunuh puteri saya?" tanya dia.
"Saya cakap soal sihir dan saya tidak bercanda. Orang bodoh sekalipun mana ada yang mau melakukan seperti yang saya perbuat," kata dia.
Kabou mengaku dia membunuh anaknya dalam keadaan diguna-guna seperti sedang dihipnotis. Dia kemudian pulang ke rumah keesokan harinya seperti orang yang baru pulang dari berbelanja.
Di depan hakim dia mengatakan bermain lebih dulu dengan puterinya kemudian menyusuinya hingga tertidur. Setelah itu dia menaruh puterinya di pantai dan meninggalkannya begitu saja.
Seorang nelayan kemudian menemui jasad bayinya keesokan hari.
Setelah penyiasat selama sepuluh hari dan memeriksa DNA akhirnya polis menangkap Kabou di rumah tempat dia tinggal bersama kekasihnya yang berusia 63 tahun.
Kaboud diketahui dibesarkan dari keluarga Katholik di Senegal. Dia kemudian pergi ke Perancis untuk kuliah filsafat dan arkitektur di Paris. Di sana dia jatuh cinta dengan pematung Michel Lafon yang usianya 30 tahun lebih tua.
Akhbar the Daily Mail melaporkan, Sabtu (25/6), dalam perbicaraan dia mengatakan dirinya sedang dalam keadaan disihir ketika melakukan itu. Dia mengaku membunuh anaknya itu semudah seperti pergi berbelanja.
Kabou mengatakan dia mencari tahu lebih dulu bila masa air laut pasang sebelum meninggalkan anaknya di pantai Berck-sur-Mer.
Di mahkamah perempuan yang disebut peguamnya itu mengatakan dia tidak punya penjelasan lain selain dirinya diguna-guna.
"Tak ada yang masuk akal dalam cerita ini. Buat apa saya menyiksa diri, membohongi diri, dengan membunuh puteri saya?" tanya dia.
"Saya cakap soal sihir dan saya tidak bercanda. Orang bodoh sekalipun mana ada yang mau melakukan seperti yang saya perbuat," kata dia.
Kabou mengaku dia membunuh anaknya dalam keadaan diguna-guna seperti sedang dihipnotis. Dia kemudian pulang ke rumah keesokan harinya seperti orang yang baru pulang dari berbelanja.
Di depan hakim dia mengatakan bermain lebih dulu dengan puterinya kemudian menyusuinya hingga tertidur. Setelah itu dia menaruh puterinya di pantai dan meninggalkannya begitu saja.
Seorang nelayan kemudian menemui jasad bayinya keesokan hari.
Setelah penyiasat selama sepuluh hari dan memeriksa DNA akhirnya polis menangkap Kabou di rumah tempat dia tinggal bersama kekasihnya yang berusia 63 tahun.
Kaboud diketahui dibesarkan dari keluarga Katholik di Senegal. Dia kemudian pergi ke Perancis untuk kuliah filsafat dan arkitektur di Paris. Di sana dia jatuh cinta dengan pematung Michel Lafon yang usianya 30 tahun lebih tua.
Sumber:Merdeka.com
No comments:
Post a Comment