Para prajurit di Papua Nugini menyimpan tulang paha ayah mereka yang sudah meninggal.
Bukan untuk disemayamkan, tapi digunakan sebagai ornamen hingga belati yang digunakan sebagai senjata untuk melukai, membunuh dan menguliti musuh.
Namun, mengapa mereka memilih menggunakan tulang manusia?
Padahal, ada belati yang terbuat dari logam?
Bahkan ada pula belati yang terbuat dari tulang burung seperti kasuari yang mudah ditangkap?
Pada Rabu (18/4/2018), kajian yang tak biasa menyimpulkan bahwa tulang paha manusia sebenarnya tidak dibuat untuk belati.
Namun lebih dijadikan sebagai simbol martabat.
Ini
dapat disimpulkan dari fakta yang menunjukkan bahwa belati tulang
manusia didesain dengan cara yang berbeda dari tulang burung.
Nathaniel Dominy dan pasukannya dari Dartmouth College membandingkan kekuatan tulang kering burung kasuari dengan paha manusia.
Keduanya sama-sama sesuai untuk dijadikan senjata.
Namun, belati dari tulang manusia dirancang untuk bertahan lebih lama.
"Belati dari tulang manusia lebih kuat kerana bentuknya sedikit berbeda – ia memiliki lengkungan yang lebih besar," kata Dominy.
"Kami yakin lengkungan itu dibuat dengan sengaja untuk
meminimalkan peluang patahnya belati selama pertempuran. Dan mengapa
mereka berusaha menghindari risiko patah adalah kerana belati dari
tulang manusia tersebut mengandung nilai sosial yang tinggi," paparnya.
Belati dari tulang paha manusia termasuk langka sebab tidak semua orang boleh membuatnya.
Belati itu harus berasal dari tulang paha seorang ayah atau anggota komuniti yang sangat dihormati.
Belati itu digunakan sampai abad ke-20 dalam pertarungan tangan antara prajurit.
Belati tersebut didesain untuk menusuk lawan di bahagian leher.
Tujuannya, baik untuk membunuh langsung atau menghabisi mereka yang sudah terluka kerana panah atau tombak.
Menurut
satu sumber, belati tulang digunakan untuk menikam tahanan, dalam
perkelahian untuk menyerang sendi pinggul, lutut, atau pergelangan kaki.
Atau disimpan dan baru digunakan saat pesta kanibal.
Pisau belati ini memiliki desain dan ukiran yang rumit.
Terkadang, dikenakan di lengan sebagai perhiasan dan mudah dijangkau jika diperlukan.
Penelitian ini dipublikasikan pada jurnal Royal Society Open Science.
Dikutip
dari Wikipedia, Papua Nugini adalah sebuah negara yang terletak di
bahagian timur Pulau Papua dan berbatasan darat dengan Wil Papua
(Indonesia) di sebelah barat.
Negara ini adalah salah satu negara
yang paling sedikit dijelajahi, secara budaya maupun geografis, dan
banyak jenis tumbuhan dan binatang yang belum ditemui dipercayai ada di
pedalaman Papua Nugini.
Sebahagian besar penduduk menetap di dalam
masyarakat tradisional dan menjalankan sistem pertanian sederhana yang
hanya ditujukan untuk memenuhi keperluan sendiri.
Penduduk di Papua New Guinea merupakan salah satu yang heterogen di dunia.
Setiap desa yang dilewati masing-masing memiliki bahasa yang berbeda.
Tapi pada umumnya ada 3 bahasa yang digunakan yakni Inggeris, Tok Pisin dan Motu.
Dan diperkirakan terdapat sekitar 860 bahasa lainnya.
Papua New Guinea memiliki beberapa ribu komuniti yang terpisah, yang berbeda bahasa, adat dan tradisinya masing-masing.
Kemajemukan ini terkadang menjadi sumber konflik disana.
Grid.ID
No comments:
Post a Comment