4/9/17
Pejuangan etnik Rohingya melintasi perbatasan Myanmar ke Bangladesh. ©2017 REUTERS/Mohammad Ponir Hossain
Kelompok pemantau hak asasi bagi warga
Rohingya, Arakan Project, mengatakan tentera Myanmar dan sejumlah penduduk awam berusaha menutupi pembantaian terhadap kaum minoriti muslim
Rohingya dengan membakar mayat mereka.
Chris Lewa, Pengarah Arakan Project, menuturkan, organisasinya telah mendokumentasikan sedikitnya 130 pembunuhan di satu daerah di kawasan Rathedaung.
Dia mengatakan sejumlah laporan melaporkan di tiga desa lain puluhan warga Rohingya dibunuh.
"Yang kami temukan ketika ini adalah setelah warga Rohingya dibunuh, tentera dan penduduk awam lainnya mengumpulkan mayat-mayat mereka lalu membakarnya untuk melenyapkan bukti," kata dia, seperti dilansir laman the Independent, Isnin (4/9).
"Aparat keamanan mengepung sejumlah desa lalu menembak warga serampangan. Kami juga menemukan, dibanding kekerasan yang terjadi Oktober dan November tahun lalu, ketika ini ada keterlibatan warga Buddha lebih banyak bersama pihak tentera," ungkap Lewa.
Meski laporan-laporan itu belum disahkan dan Arakan Project juga belum melakukan wawancara lebih terperinci kepada para pengungsi Rohingya di Bangladesh, namun Lewa mengatakan pihaknya sudah memonitor dan operasi pembunuhan dan penghilangan jejak kekerasan itu masih terjadi di Myanmar.
Pasukan keselamatan dan pemberontak saling tuding atas kekerasan yang terjadi di Negara Rakhine, tempat majoriti warga muslim Rohingya mengalami penindasan
Chris Lewa, Pengarah Arakan Project, menuturkan, organisasinya telah mendokumentasikan sedikitnya 130 pembunuhan di satu daerah di kawasan Rathedaung.
Dia mengatakan sejumlah laporan melaporkan di tiga desa lain puluhan warga Rohingya dibunuh.
"Yang kami temukan ketika ini adalah setelah warga Rohingya dibunuh, tentera dan penduduk awam lainnya mengumpulkan mayat-mayat mereka lalu membakarnya untuk melenyapkan bukti," kata dia, seperti dilansir laman the Independent, Isnin (4/9).
"Aparat keamanan mengepung sejumlah desa lalu menembak warga serampangan. Kami juga menemukan, dibanding kekerasan yang terjadi Oktober dan November tahun lalu, ketika ini ada keterlibatan warga Buddha lebih banyak bersama pihak tentera," ungkap Lewa.
Meski laporan-laporan itu belum disahkan dan Arakan Project juga belum melakukan wawancara lebih terperinci kepada para pengungsi Rohingya di Bangladesh, namun Lewa mengatakan pihaknya sudah memonitor dan operasi pembunuhan dan penghilangan jejak kekerasan itu masih terjadi di Myanmar.
Pasukan keselamatan dan pemberontak saling tuding atas kekerasan yang terjadi di Negara Rakhine, tempat majoriti warga muslim Rohingya mengalami penindasan
Sumber:Merdeka.com
No comments:
Post a Comment